Selasa, 17 Februari 2009

Mantan Penasihat Ekonomi Soeharto Bicara Stimulus Fiskal

Laporan wartawan Hasanuddin Aco

JAKARTA, RABU — Mantan penasihat ekonomi Presiden Soeharto, Profesor Steve Hanke, bicara soal krisis ekonomi global, termasuk yang menimpa Indonesia, dalam kuliah umum yang diadakan Kadin Indonesia dan Universitas Pelita Harapan di Jakarta, Rabu (18/2).Hanke di hadapan sejumlah mahasiswa dan pengusaha menyampaikan topik berjudul How Bad is Indonesia's Monetary Mess.

"Karena Indonesia merupakan salah satu negara yang alami dampak (negatif) dari krisis di Amerika maka membaiknya kondisi perekonomian Amerika akan berdampak positif pula pada membaiknya perekonomian Indonesia," kata Hanke pakar ekonomi internasional dan kebijakan moneter dari Universitas John Hopkins, Baltimore, USA, ini.

Hanke pada kuliah umumnya memaparkan topik bagaimana Indonesia bisa mengatasi krisis. Juga memberikan gambaran riil serta masukan bermanfaat mengenai langkah-langkah penanggulan krisis, di antaranya manajemen krisis, suku bunga serta stimulus fiskal, dan sebagainya.

"Indonesia dapat belajar untuk mengambil tindakan tepat dan tidak berbuatkesalahan yang sama seperti Amerika," katanya.

Bagi Indonesia, pakar ekonomi senior pada Dewan Penasehat Ekonomo kepemimpinan Reagen ini mengatakan ada dua skenario terburuk yang bisa terjadi bagi perekonomian Indonesia.
Pertama soal populer dan fashionable, yakni deflasi. Skenario kedua yang juga sangat memungkinkan adalah reinflasi perekonomian. Hanke menyebut Indonesia kini menerapkan sistem nilai tukar intermediate di manakebijakan moneter dan kebijakan nilai tukar tercampur.

"Inilah yang menjadialasan mengapa sistem nilai tukar intermediate ini berbahaya," sebutnya.
Sekitar 10 tahun lalu Hanke sempat menjadi penasehat ekonomi Soeharto. Kala itu Hanke sempat mengusulkan diterapkannya kebijakan currency board system untuk mengatasi krisis di Indonesia kala itu.Sumber : Persda Network

Tidak ada komentar: