Jumat, 26 Desember 2008

Pemerintah Diminta "All Out" Lindungi Sektor Riil

JAKARTA, KAMIS - PHK massal yang kemungkinan terjadi mulai awal Januari tahun depan membuat banyak pihak terus mengingatkan pemerintah bersikap konsisten melakukan penekanan akan membengkaknya jumlah pengangguran. Pemerintah diminta untuk memberikan realisasinya, memberikan perlindungan kepada sektor riil yang paling rentan terkena dampak krisis global.

"Apabila PHK massal terjadi, prediksinya dmulai awal tahun depan. Untuk itu, pemerintah harus segera bersikap tanggap. Jangan sampai, pemerintahan ini terlena hanya karena perayaan menyambut tahun baru. Kami ingin ingatkan kepada pemerintah, tembok paling akhir perekonomian nasional adalah pada sektor riil. Sehingga Presiden SBY dan jajaran menteri harus bekerja keras menyelamatkan sektor ini. Harus all out," kata Sekjen DPP Partai Pangan, Jackson Kumaat, Kamis (25/12)

"Krisis global yang sudah mulai dirasakan sekarang ini, tentunya perlu konsistensi pemerintah konsisten dalam bekerja . Jangan sampai, publik kemudian menilai, janji-janji yang sudah diungkapkan oleh pemerintahan ini hanya sekedar lips service semata, tanpa ada pembuktiannya sama sekali," tandasnya.

Tak bisa dipungkiri, lanjut Jackson,di permulaan tahun 2009 ini akan banyak perusahaan yang kolaps, turunnya permintaan produksi dalam negeri dan ekspor. Oleh karena itu, pemerintah sudah seharusnya bisa terbuka kepada publik untuk menjelaskan pada sektor mana saja yang paling bermasalah dan paling rawan terkena dampak krisis ekoomi global saat ini.


Rachmat Hidayat
Sumber : Persda Network


Kunjungi www.cibercentra.com
Layanan iklan, lelang & promosi online gratis!!

Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) "Parna Raya" Manado Sulawesi Utara menerima Mahasiswa/i Baru

Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) "Parna Raya" Manado Sulawesi Utara menerima Mahasiswa/i Baru.

Untuk informasi dan pendaftaran kunjungi kantor kami:

Jl. Sam Ratulangi I No. 2 - 3 Manado

Telp. 0431-850677; 843326

Email : rosdiana@parnaraya.ac.id

Informasi ini juga dapat dilihat di cibercentra.com

Selasa, 23 Desember 2008

Saham dan Rupiah Sepi

JAKARTA, RABU — Saham-saham di Bursa Efek Indonesia Rabu (24/12) siang masih menikmati masa "merah"nya. Kelesuan juga menimpa mata uang Indonesia, posisi beli rupiah ada pada Rp 11.000 per dollar AS, sedangkan posisi beli pada Rp 11.300 per dollar AS.

Indeks Harga Saham Gabungan sesi pertama ditutup turun 4,130 poin (0,31 persen) ke posisi 1.339,586. Sebenarnya indeks sempat menguat lebih 10 poin, tetapi kembali melorot masuk teritori negatif sekitar setengah jam menjelang penutupan sesi pagi.

Sementara indeks Kompas 100 juga melemah 0,26 persen pada 327,635. Kemudian indeks LQ45 turun 0,18 persen ke 266,793. Serta Jakarta Islamic Index berkurang 0,69 persen menjadi 216,140.

Sebanyak 71 saham turun mendominasi perdagangan sesi ini, dibanding 48 saham naik dan 45 saham tetap nilainya. Sementara nilai perdagangan mencapai Rp 895 miliar dari 25.432 kali transaksi dengan volume 1,060 miliar saham.


EDJ

Antam Bakal Akuisisi Inalum

JAKARTA, RABU — Kontrak kerja sama perusahaan patungan antara Indonesia dan Jepang pada PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) segera berakhir pada 2013. Terkait hal ini, Pemerintah Indonesia mengatakan tak ingin memperpanjang kerja sama ini. Pemerintah berharap pengelolaan Inalum setelah 2013 bakal dipegang sendiri. Rencananya, pemerintah bakal menyerahkan pengelolaan Inalum kepada PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dalam bentuk akuisisi.

“Namun, pemerintah Jepang menghendaki kontrak kerja sama itu justru diperpanjang. Nanti pada 2010 akan dinegosiasikan apakah kerja sama patungan itu disetop atau lanjut," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Depperin Ansari Bukhari, Selasa (23/12).

Saat ini, penyerahan perusahan patungan itu sedang dalam proses. Pemerintah sudah memfasilitasi pembicaraan awal antara manajemen Antam, Otorita Asahan, serta Pemerintah Jepang. Bahkan, Indonesia sudah membentuk tim khusus guna merealisasikan rencana tersebut.

Keputusan kemungkinan Antam yang mengelola Inalum bukan tanpa alasan. Pemerintah menilai bila Antam mengelola Inalum maka ada kemungkinan bila bahan baku berupa alumina bisa dipasok dari Antam. Itu terkait pula dengan rencana Antam membuat pabrik alumina di Kalimantan Barat.


Nurmayanti

Hotels to Stay in before you die - Hotel Cipriani-Post Ranch Inn, Big Sur, California-Singita, Sabi Sand Reserve, South Africa-Hôtel Plaza Athénée,

Whether it's the service, the glamour or the location, these special places are not to be missed
Stay in enough business-oriented joints or W wannabes, and it's easy to forget that the hotel experience can be transcendent. When you're tired, off-kilter in a new city, or just need to get your head right, a great hotel will help you rediscover your balance. A great hotel will help you feel human again, special, and sublimely taken care of. And any traveler worth her salt has a list in her back pocket: dream hotels that should not be missed in this lifetime. Here's ours. Some belong here for their classic designs, Jeeves-worthy service, and sense of history and glamour; others can't be beaten for their stellar location. All will probably merit discussion, arguments, and booking far, far ahead.



Hotel Cipriani, Venice


Venice virgins can be forgiven for thinking that the city's best hotel should be close to San Marco or on the Grand Canal. Not so. Insiders know that you want to look over to the main island while avoiding the hordes of tourists, who can be more plentiful than the pigeons. There's nothing quite like waking up in the Hotel Cipriani, which is celebrating its 50th birthday this year. That location, for starters. It's on Giudecca Island facing San Marco, amid a sea of quiet streets, sprawling gardens, and that giant saltwater pool (hotel lore says it was planned in feet but the designer built it in meters, thus tripling its size). The full glory of Venice is suddenly yours — you can actually imagine being here when the city was a world power of its own.



Be aware that rooms vary in size and have a certain faded look, so ask for dimensions and try to snag a lagoon view. (Management tends to favor repeat guests, but persevere.) Avoid the new annex altogether, which has small rooms and a less glamorous feel. Even better — though it costs a mint — choose a room in the Vendramin, a restored waterfront palazzo that comes with a fleet of private butlers. It's no wonder Clooney often makes the Cipriani his bachelor pad when in town for the film festival.



Post Ranch Inn, Big Sur, California


Malibu and San Diego are lovely to look at, but Big Sur's Post Ranch Inn long ago won our vote for the most spectacular position in all of California. This prime place is on the cliffs of Big Sur (and we mean on the cliffs), looking down at the crashing waters of the Pacific — birds would be lucky to have such views from their nests. For most visitors to Big Sur, the only choice is to stop at the lookout points along Highway 1 and dream about sticking around. Guests at the Post Ranch get to linger, especially with the exquisite new rooms that were unveiled in spring 2008, with private cantilevered terraces, customized sound systems, and outdoor hot tubs. In addition to the cliffside perch, amenities include three perfectly landscaped pools, wood-burning fireplaces, yoga classes, and guided nature walks. And there's no need to feel guilty about your footprint in these truly great outdoors: The resort is green, with a drought-resistant landscaping plan, living-sod roofs covered with wildflowers and grass, and biodegradable cleaning products. For the best view in the place, book one of the five "Ocean Houses," wrapped with floor-to-ceiling windows, that sit about a hundred feet from the dramatically beautiful rock coast. If you were going to stay in only one hotel in all of California to, you know, "find yourself," we'd recommend you find yourself here.



Singita, Sabi Sand Reserve, South Africa


Most of us dream of the ultimate, romantic safari. But Africa's a fair trek away, and a safari is rarely cheap. So for this once-in-a-lifetime venture, forgo four-by-four traffic jams and mosquito-infested tents for a private tracker and the kind of sumptuous accommodations that would have made Hemingway envious. That's what you'll find at Singita, in South Africa's Sabi Sand Reserve. Its 30 rooms have plunge pools and outdoor showers to cool you off after a day in the African sun; individual guides make sure you'll see the Big Five while taking care of your creature comforts (think hot-water bottles on cool morning drives and surprise barbecues in the bush); and the faultless service includes private butlers and spa personnel. Gourmands can expect customized menus and a fabulous wine collection with Stellenbosch reds served at cellar temperatures. Of course, the animals are the main draw. Part of what makes Singita so compelling is the diversity of species scampering about — leopards, lions, elephants, hippos, giraffes — some of which you might spy from your own room. And while there's a price to pay for such luxury, most people only do it once, so we won't quibble.



Hôtel Plaza Athénée, Paris


It seems as if good hotels were invented just for the sake of Paris. The French capital lays claim to some of the most glamorous palace hotels in the world — the George V, the Ritz, and the Crillon, among others —with an easy élan that few other cities can emulate. But often these Old World properties can veer toward the fusty, which is why the Plaza Athénée finds its way onto this must-stay list. Renovations a few years back reinvented the stalwart as the freshest property in the city, while still preserving its terrific sense of place and style. Trust us: You never forget that you are in Paris. We love the hip glass bar designed by Patrick Jouin, the unofficial office for fashion week insiders; the over-the-top Alain Ducasse outpost, with its gorgeous "exploded" crystal chandeliers; and the secret garden of La Cour Jardin, which is perfect for a quiet drink or tea on sunny spring days. Add in the great location on the Avenue Montaigne, close to some of the city's best shopping and the Champs Elysées, and the large rooms divided into classic and Deco decor (all come with sumptuous marble bathrooms). If possible, book a suite with a view of the Eiffel Tower — these include 868 (which also has a view from the bathroom), 878, and 888. Even the most jaded travelers are made a little giddy by that backdrop when they open the drapes in the morning.



Explora En Patagonia, Torres del Paine National Park, Chile


We have a soft spot for great hotels plunked down in a spectacular, isolated natural region—especially when it manages not to sully the natural beauty of the place. While the United States has its standouts (Wyoming's Amangani springs to mind), the best example of this is the Explora resort in the wilds of Patagonia. It's certainly not easy to get to (a four-hour flight from Santiago and then a five-and-a-half-hour journey by auto), but, hey, the end-of-the-world ambience is precisely the point. The property sits in the shadow of the jagged, snowcapped Torres del Paines mountains. Not a single other structure mars the view, and you feel as if you have the wilderness all to yourself. The emphasis here, not surprisingly, is on the great outdoors, with daily glacier hikes, horseback rides, and, for the brave-hearted, swims in the ice-cold lake (sybarites will prefer the heated indoor pool and outdoor hot tubs). Rooms themselves are large and contain furniture made by local artisans; all rooms have mountain views. Trust us, though: You won't be spending much time in them.



Chateau Marmont, Hollywood, California


In Los Angeles, a town whose raison d'être is the manufacture of hipness, the idiosyncratic Chateau Marmont remains the epitome of cool. From its hillside perch in Hollywood, it oozes the same understated glamour that has drawn generation after generation of hopeful ingénues to this town. Throughout its venerable history — built in 1927, it was modeled on the Château d'Amboise in the Loire Valley — it has served as a home away from home, crash pad, liaison spot, and even final scene for a legion of Hollywood legends. Vivian Leigh nursed a Laurence Olivier–broken heart here; John Belushi had a fatal drug overdose in a garden bungalow; and Lindsay Lohan rode out her DWI furor on the grounds.



Nonetheless, even more mortal guests are made to feel at home —which is why you should visit, too (OK, that and the star sightings). In fact, it's a distinct lack of flashiness that most distinguishes the Marmont from its L.A. competitors. Rooms come with stove tops and refrigerators that seem plucked out of the 1950s, and the slightly rickety plumbing system might not appeal to the flat-screen-in-the-bathroom set. Splurge on Room 64, the two-bedroom penthouse with a grand piano and huge terrace overlooking the city, or one of the Bauhaus-style bungalows with their own gardens. For those star sightings, try the terrace restaurant, which is reserved for hotel guests and visiting stars, the Ping-Pong table (where Kirsten Dunst has been seen wielding a racket), and the small elevator that can bypass the lobby from the underground garage.



Park Hyatt, Tokyo


Although it's part of a global chain and served as a backdrop for a major Hollywood film (Lost in Translation was shot here), the Park Hyatt Tokyo is a remarkable exhibit of superior service in Asia. From the moment you are whisked away from the chaos of supermodern Tokyo up to the 41st-floor lobby, you enter a carefully pampered private bubble that you may never want to leave. The service here is so exemplary that hotel school students should be sent on field trips to see how it's done right: Bellmen and bartenders remember your name even if you are not a visiting celebrity (and there are many) and execute every request immediately and effortlessly. We love the large rooms that look out onto Mount Fuji and the pulsing city skyline (it's like watching a video game with the sound turned off), as well as the glassed-in 45th-floor swimming pool. At the very top, you can relive Bill Murray's languorous scenes at the New York Bar, where disconsolate moguls and jet-lagged visiting actors sip Johnny Walker Blue while waiting for their offices to wake up stateside.



Banyan Trees Maldive Madivaru, the Maldives


Each of us should one day fulfill the fantasy of the desert island (preferably without Tattoo yelling about planes). Consider the Banyan Tree Maldives Madivaru your own tropical idyll in the Indian Ocean. With only six units and up to 18 guests at a time, the four-acre private island of Madivaru becomes your personal playground. Luxury camping is a big travel trend right now, and this Banyan Tree proves that tents don't necessarily equal roughing it — you get queen-size beds, plunge pools, deep-soak bath tubs, outdoor showers, and teak decks. Each villa comes with a personal butler, and you can have massages and facials in your own room. But the highlight of the place is the natural beauty of the coral atoll, with white sand beaches and turquoise, crystal-clear water that's home to turtles, dolphins, and parrot fish. Sunset cruises, deep-sea fishing, scuba diving, and snorkeling safaris are among the ways to discover the marine neighborhood. And while the resort has a restaurant, to really get the (five-star) Robinson Crusoe experience, take your meals on your private veranda or on a deserted beach nearby. It will make you wish you could stay an island castaway forever.

Kunjungi http://www.cibercentra.com untuk berpromosi gratis!

Rabu, 17 Desember 2008

Caleg PDIP Effendi MS.Simbolon

JAKARTA — Di tengah gelombang perubahan besar dunia dan transisi demokrasi di Indonesia yang masih terus bergulir, maka bentuk negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dasar negara Pancasila, dan penghargaan terhadap pluralisme tidak bisa ditawar-tawar lagi. Indonesia akan terperosok lebih dalam jika tidak memperhatikan ketiga hal tersebut.

Pandangan tegas itu datang dari calon anggota legislatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi MS. Simbolon dalam bincang-bincang dengan SH, Senin (15/3).

Sangat wajar bila caleg nomor 2 untuk daerah pemilihan DKI Jakarta I (Utara, Timur, Pusat dan P. Seribu) ini begitu tegas dan jelas soal NKRI. Maklum, ayah ibunya Letkol Inf. St.MM. Simbolon dan Marta Br. Lumban Tobing yang belum lama ini berpulang, adalah pejuang revolusi yang dimakamkan di TMP Kalibata.
Lalu, mengapa pengusaha muda yang bergerak di bidang perminyakan ini tertarik dengan PDIP? Katanya, partai berlambang banteng gemuk ini masih memegang komitmen kuat terhadap NKRI, azas Pancasila, dan sangat menjunjung tinggi kemajemukan atau pluralisme. ”Inilah yang sangat berarti bagi saya,” ujar ayah dua putera dari perkawinan dengan Dessy Triynita Boru Tobing.

Bila dirunut ke belakang, PDIP bagi Effendi Simbolon bukanlah partai baru yang dimasukinya. Sebab, sejak 1996 dia sudah mengantongi kartu tanda anggota partai, dan sebelumnya sudah menjadi simpatisan. ”Saya sangat simpati pada perjuangan Ibu Mega saat ditekan pemerintah Orde Baru,” kata pria yang hobi olahraga berfikir, catur.
Kelahiran Banjarmasin 1 Desember 1964 ini tidak meledak-ledak dalam berbicara soal politik dan pemilu. Sebab, meski masih muda, dia menganut filosofi yang santun dan tidak ingin melakukan suatu perubahan secara radikal. ”Saya akan berjalan sesuai dengan dinamika politik yang berkembang. Dengan kata lain, saya memilih jalan evolusioner, tapi bukan berarti diam dan tidak mau mengambil peran,” katanya penuh keyakinan

Bagaimana jika nanti menjadi anggota DPR, wakil rakyat? Tentu akan melaksanakan tugas-tugas legisltif ini sesuai dengan fungsi dan peran legislasi. Dengan filosofi yang evolusioner ini, Effendi berharap bisa mewarnai kebijakan-kebijakan dari pemerintah.

Dalam kaitan inilah, Effendi yang menyelesaikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, 1987 ini mengaku tidak akan silau dengan posisinya sebagai wakil rakyat bila dipercaya nanti. Sebab di DPR dia tidak akan mencari makan tetapi justru ingin menyumbangkan tenaga dan fikirannya bagi perbaikan bangsa ini. (sur)

Mudik PDIP Disponsori Anggota DPR - Murdaya Pooh dan anggota Komisi VIII dari F-PDIP Effendi Simbolon

INILAH.COM, Jakarta - Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Murdaya Pooh dan anggota Komisi VIII dari F-PDIP Effendi Simbolon merupakan donatur terbesar ‘Mudik Bersama PDIP’. Bantuan tersebut diberikan bagi masyarakat Jakarta yang ingin pulang kampung dan dalam rangka kemanusiaan.


“Ini kan amanah dan ini juga dari dana pribadi. Sekarang ini masyarakat Jakarta yang ingin pulang kampung, dan ini merupakan amanah buat membantu. Kebetulan ini merupakan daerah pemilihan saya,” kata Effendi Simbolon, di akhir acara ‘Mudik Bersama PDIP’, di eks-Bandara Kemayoran, Jakarta, Minggu, (28/9).


Sementara Murdaya mengatakan, donasi yang diberikan dalam acara mudik bersama itu untuk kemanusiaan. “Ini kan kemanusiaan dan saya juga mendapatkan kesempatan untuk berbuat baik. Jadi ini yang saya lakukan bersama istri saya sebagai perwujudan peduli dengan kemanusiaan,” ujarnya.


Ketika di konfirmasi berapa besaran yang dikeluarkan kantong pribadi, Effendi Simbolon hanya tersenyum, namun Anggota Komisi VII Bambang Wuryanto duduk dibelakangnya Effendi Simbolon dengan sambil tertawa memberikan pernyataan nominalnya diatas Rp. 1 Milliar.

"Rp. 1,67 Milliar, Mas," sela Bambang Wuryanto yang disertai anggukan Effendi Simbolon.


Walaupun begitu, Murdaya enggan menyebutkan jumlah donasi yang mereka keluarkan. “Waduh saya tidak persis jumlahnya. Bagi saya tidak perlu, anda kan tahu saya, saya seorang pengusah jadi tidak perlu gitu-gitu,” kata Murdarya Pooh.

Indonesian lawmakers pass new mining law, but analysts say investment could drop

JAKARTA, Indonesia (AP) -- Indonesian lawmakers passed a new mining law Tuesday that will give the mineral-rich nation greater control over its resources, though analysts warn it could deter investment by multinational corporations.

Indonesia has some of the most abundant reserves of coal, copper, gold, tin and nickel in the world and has lured mining giants like Denver-based Newmont Mining Corporation, Freeport-McMoran Copper & Gold and the Rio Tinto Group -- most of whom arrived before the 1998 ouster of longtime dictator Suharto.

Critics say deals signed under the notoriously corrupt regime offered contracts to large foreign miners that lasted far too long, some running until 2041.

The new law, approved after three years of squabbling in parliament, will in some cases limit areas of exploration, a move intended to benefit small- and medium-sized firms.

It also requires companies to seek separate permits for each phase of mining activity, from seismic surveying and exploration to feasibility studies and construction -- reversing the previous one-stop contract of work system.

The law has yet to be signed by the president, a formality that normally takes 30 days.

Newmont executives wanted to study the new law in detail before commenting, spokesman Omar Jabara said in a telephone interview.

Legislator Sonny Keraf said the new law "will serve the nation's best interests" by creating certainty and boosting mining revenues.

But industry experts said it could end up chasing away large-scale investors, putting the future of the industry at stake.

Among other things, it requires investors to process all mining products into metal locally, whether by setting up their own smelters or by using others, something that would sharply increase operating costs.

"How are we going to attract big investors with regulations like this?" asked Priyo Pribadi Soemarno of the Indonesia Mining Association. "It's a very unfriendly law."

Newmont does not have a refinery for Indonesian operations. Jabara said that is one issue they have to resolve, possibly by contracting with a refinery in that country to process its ore.

Jeffrey Mulyono, a chairman of Indonesia's coal producers' association, agreed, saying he expected a sharp decline in investment, which hit $1.5 billion last year, up from $900 million in 2006.

"This could force some companies to pull out," he said, adding that dragged-out deliberations over the new law had already created uncertainty among miners, including British-Australia mining giant BHP Billiton Ltd., which abandoned its $4 billion investment plan earlier this year.

Under the new law, existing companies operating with a contract of work have one year to comply with the new system. They have five years to begin processing their mining products into metal domestically.

Selasa, 16 Desember 2008

Surat Presiden Tentang Propinsi Tapanuli Diterbitkan

Sumber: SIB, Rabu, 20 Februari 2008

Jakarta (SIB)


Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menerbitkan Surat Presiden (Supres) tentang Rancangan Undang-Undang pembentukan Propinsi Tapanuli dan 14 kabupaten/kota lainnya. Presiden dalam suratnya bernomor R.04/Pres/02/2008 tertanggal 1 Februari 2008 menugaskan Menteri Dalam Negeri serta Menteri Hukum dan HAM baik sendiri-sendiri atau bersama-sama mewakili pemerintah melakukan pembahasan atas Rancangan Undang-Undang dimaksud.


Surat Presiden tersebut diterbitkan menjawab surat DPR-RI nomor LG.01/9580/DPR-RI/2007 tanggal 10 Desember 2007 perihal RUU Pembentukan Propinsi Tapanuli dan RUU 14 Kabupaten/Kota.

Hal ini dijelaskan Ketua Umum Panitia Pembentukan Propinsi Tapanuli Ir GM Chandra Panggabean yang didampingi anggota panitia Tahan Panggabean, Binsar Situmorang, Landen Marbun dan Gelmok Samosir usai diterima Wakil Ketua Komisi II DPR-RI Fachrudin, Selasa (19/2) di gedung MPR/DPR Jakarta.

Ir GM Chandra Panggabean, mengutip pernyataan Fachrudin mengatakan, Komisi II DPR-RI bersama Pemerintah dalam hal ini Menteri Dalam Negeri telah menjadwalkan melakukan rapat kerja untuk membahas RUU pemekaran Propinsi Tapanuli dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

“Kami telah merencanakan akan melakukan rapat kerja dengan Menteri Dalam Negeri untuk membahas hal ini secepatnya,” ujar Chandra mengutip pernyataan Fachruddin.
Terbitnya Surat Presiden ini ditanggapi gembira oleh anggota DPR-RI Drh Johny Allen Marbun. Petinggi Partai Demokrat ini berjanji akan terus mendorong fraksinya di DPR untuk berjuang hingga terbentuk Propinsi Tapanuli.

“Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk memperjuangkan Tapanuli menjadi satu propinsi,” ujar Johny Allen.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut Parlindungan Purba. Ia pun kembali menyatakan komitmennya akan tetap dan terus berjuang hingga terbentuk Propinsi Tapanuli.
Telah diberitakan SIB sebelumnya, pengajuan usul DPR mengenai RUU pembentukan Provinsi Tapanuli diawali sidang paripurna DPR-RI tanggal 11 September 2007 yang mengamanatkan Komisi II DPR melakukan verifikasi.

Setelah dilakukan verifikasi, kemudian komisi II DPR-RI menyampaikan hasil verifikasi tersebut ke pimpinan DPR sebagaimana tertuang dalam surat nomor PW.00/634/Kom. II/XI/2007 tanggal 21 November 2007. Dari hasil verifikasi ditemukan calon propinsi Tapanuli telah memenuhi syarat teknis administratif sebagaimana disyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dukungan terhadap pembentukan Propinsi Tapanuli ini sebelumnya juga datang dari DPD-RI. Pada tanggal 27 November 2007 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) melalui paripurna telah secara bulat menyetujui usul pembentukan Provinsi Tapanuli. Keputusan persetujuan ini diambil setelah sebelumnya tim dari DPD melakukan kajian dan peninjauan langsung ke wilayah yang akan bergabung dengan Provinsi Tapanuli.
Jika kelak diundangkan, wilayah Provinsi Tapanuli dengan luas sekitar 2 juta ha dan jumlah penduduk 2,4 juta jiwa akan meliputi Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir dan Nias Selatan.


www.cibercentra.com
Layanan iklan, lelang dan promosi online gratis!

Inti Kapuas Investasi Sawit

JAKARTA,SELASA - PT Inti Kapuas Arowana (IIKP) mengungkapkan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk melakukan investasi pada bidang perkebunan kelapa sawit. "Setelah mempelajari hasil kajian usaha di bidang kelapa sawit yang dilakukan oleh PT Agrindo Management Services, bahwa manajemen perseroan memutuskan untuk melakukan investasi pada bidang perkebunan kelapa sawit," kata Sekretaris Perusahaan IIKP Veronica Dini Krissanti, dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/3).

Menurut Veronica, keputusan manajemen IIKP ini akan dilakukan secara bertahap mengikuti mekanisme yang terdapat di dalam anggaran dasar perseroan dan pelaksanaannya akan mematuhi peraturan dari Pasar modal Indonesia.

Sebagai tahap awal, lanjutnya, perseroan telah membentuk tim guna mempelajari dan mengkaji luas lahan ataupun yang berhubungan dengan rencana investasi perkebunan sawit.

Namun Veronica tidak menyebutkan lahan kebun sawit yang akan dibeli dan berapa investasi yang disediakan oleh perseroan. IIKP merupakan perusahaan yang menekuni industri ikan hias khususnya arowana. Dalam usahanya ini IIKP melakukan usaha penangkaran ikan arwana di Pontianak. (ANT)


http://www.cibercentra.comLayanan iklan, lelang & Promosi online Gratis!

IIKP Perbesar Usaha Kelapa Sawit

JAKARTA, SELASA — Perusahaan perkebunan dan perikanan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) berencana memperbesar usaha di perkebunan kelapa sawit dengan jalan menguasai saham pada PT Inti Plantations, sebuah perkebunan kelapa sawit yang berbasis di Pasaman, Sumatera Barat, dari 5 persen menjadi di atas 90 persen.

Selama ini perseroan yang mengelola penangkaran ikan arwana di sejumlah tambak di Pontianak, Kalimantan Barat, ini hanya memiliki 5 persen saham kepemilikan di PT Inti Plantions. Untuk bisa memperbesar kepemilikan saham sampai di atas 90 persen, PT Inti Agri menganggarkan belanja modal tahun depan sampai Rp 206 miliar.

Direktur Utama Inti Agri Resources Heria Machdi menyatakan, dari alokasi belanja modal tersebut, sebesar Rp 200 miliar di antaranya akan dipakai untuk menambah kepemilikan perseroan di PT Inti Plantations dari 5 persen menjadi lebih dari 90 persen. Sisanya yang Rp 6 miliar akan digunakan untuk mengembangkan bisnis perikanan.

Dana tersebut diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah pinjaman bank, rights issue, serta pendanaan pihak ketiga. ”Kami masih mengkaji opsi-opsi itu. Namun, dalam kondisi seperti saat ini yang paling memungkinkan adalah pinjaman bank,” katanya dalam paparan publik perseroan, Selasa (16/12).

Adapun perincian pendanaan untuk tahun depan, sebesar 12,5 juta dollar AS (sekitar Rp 125 miliar) akan dipakai untuk menambah kepemilikan di Inti Plantation dan 7,5 juta dollar AS (sekitar Rp 75 miliar) akan digunakan untuk pengembangan lahan seluas sekitar 2.490,6 hektar.

Selama ini PT Inti Plantations 95 persen kepemilikan dikuasai oleh Wijaya Mulia. Dengan komposisi kepemilikan ini, IIKP tidak bisa mengendalikan kinerja perseroan secara penuh dan belum bisa mendapatkan laba konsolidasi dari sektor perkebunan.

Sementara itu, pendapatan perseroan saat ini masih tergantung pada penjualan ikan arwana. Padahal, industri ikan arwana sendiri memang tengah dalam kondisi penurunan. Itu terutama dengan karakter ikan arwana yang hanya bersifat hobi.

Namun, keinginan untuk masuk ke industri perkebunan, terutama kelapa sawit, terhambat oleh turunnya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia. Selain itu, perseroan juga mengalami kesulitan dalam pendanaan untuk akuisisi. "Masalah utamanya memang likuiditas. Selain itu, harga komoditas dunia juga turun," kata Heria.


UGI


www.cibercentra.com
Layanan iklan, lelang & promosi online gratis!

Suku Bunga Hampir Nol, Wall Street Melambung

NEW YORK, SELASA - Saham-saham AS melambung pada Selasa (16/12) waktu setempat, karena para investor menyambut keputusan Federal Reserve yang mengejutkan, dengan menurunkan suku bunga utama menjadi hampir nol dan menjanjikan banyak langkah untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi, kata para dealer.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 359,61 poin (4,20 persen) menjadi ditutup pada 8.924,14. Indeks komposit Nasdaq melompat 81,55 poin (5,41 persen) menjadi 1.589,89 dan indeks Standard & Poor’s 500 meningkat 44,61 poin (5,14 persen) menjadi 913,18.

Kenaikan berjalan cepat setelah the Fed memangkas basis suku bunga pinjaman menjadi hampir nol dan menjanjikan mengambil langkah lanjutan untuk mengalirkan kredit dan menghidupkan kembali ekonomi di tengah krisis terburuk dalam satu dekade ini.

Bank Sentral AS (Federal Reserve) memangkas basis suku bunga pinjamannya pada Selasa, dari 1,0 persen menjadi hampir nol, mengatakan target suku bunga federal funds akan menjadi berkisar antara nol hingga 0,25 persen. Langkah ini lebih agresif daripada antisipasi sebagian besar investor, dan mendorong penurunan dollar AS sementara saham dan obligasi "rally". "Aksi Fed hari ini kuat dan efektif," kata Brian Bethune, ekonom dari IHS Global Insight.

"Mereka sepenuhnya sama dan sebangun dengan pernyataan ketuanya, Ben Bernanke, pada Oktober bahwa the Fed tidak akan ’mundur’ hingga perang terhadap krisis ekonomi dan kredit saat ini dimenangkan."

Ryan Sweet dari Economy.com mengatakan pernyataan itu menentramkan hati pasar. "Paling penting, pernyataan itu menunjukkan kekhawatiran bahwa bank sentral menggunakan semua amunisinya," kata Sweet.

"The Fed menguraikan kemungkinan baru langkah tidak konvensional untuk meredakan ketegangan di pasar-pasar finansial."

Joel Naroff dari Naroff Economic Advisors juga menyetujui tindakan tersebut.

Sementara itu pasar obligasi memperpanjang kenaikannya, mendorong imbal hasil (yield) obligasi negara jangka panjang ke level terendah dalam sejarah. Yield obligasi negara AS bertenor 10-tahun turun menjadi 2,363 persen dibandingkan dengan 2,533 persen pada Senin dan obligasi negara bertenor 30-tahun jatuh menjadi 2,874 persen dari 3,001 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.

Di antara saham-saham yang jadi fokus, Goldman Sachs rally 14,35 persen menjadi 76,00 dollar AS dan Morgan Stanley melompat 18,26 persen menjadi 16,13 dollar AS. General Electric naik 5,74 persen menjadi 17,92 dollar AS setelah memenangkan kontrak tiga miliar dollar AS untuk penyediaan peralatan pembangkit listrik di Irak.


EDJ
Sumber : Ant

http://www.cibercentra.comLayanan iklan, lelang & promosi online gratis!

Saham dan Rupiah Masih Bertahan

JAKARTA, RABU — Saham-saham di Bursa Efek Indonesia masih bertahan di zona hijau, meski pencapaian awal perdagangan yang lebih dari 25 poin digerogoti aksi ambil untung (profit taking). Sementara itu, rupiah juga masih bertahan di bawah Rp 11.000 per dollar AS. Siang ini, posisi beli mata uang Indonesia ada pada Rp 11.950 per dollar AS, sedangkan posisi jual pada Rp 11.050 per dollar AS.

Indeks Harga Saham Gabungan sesi pertama ditutup naik 12,767 poin (0,95 persen) menjadi 1.355,603. Saham komoditas yang sempat menopang indeks saat ini justru menekan IHSG.

Adapun indeks Kompas 100 naik 1,19 persen pada 332,325, kemudian indeks LQ 45 bertambah 1,30 persen ke 272,660, serta Jakarta Islamic Index naik 1,52 persen menjadi 217,856.

Pada sesi pagi ini, terdapat 64 saham naik, 53 saham turun, dan 46 saham stagnan. Nilai perdagangan mencapai Rp 1,374 triliun dari 37.466 kali transaksi dengan volume 1,443 miliar saham.


EDJ

http://cibercentra.com
Layanan iklan, lelang dan promosi online Gratis!

Coal mining professional consultant provides services to interested investor to develop mining site in Indonesia

Please visit the website below

Senin, 15 Desember 2008

Business Opportunities : Di cari KP/ lahan Batubara wilayah ...

Di cari KP/ lahan Batubara wilayah Sumatra, Tanjung Enim, Palembang, Jambi, Padang Lawas. Untuk di kembangkan.

Kami membeli atau melakukan join operation.


Silahkan email info ke : tambang.sumatra@yahoo.com

iklan ini juga dapat dilihat di :

www.cibercentra.com/listings/index.php?a=2&b=478

Minggu, 14 Desember 2008

Dollar Diburu, Rupiah Haru-Biru

JAKARTA, SENIN - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (15/12) pagi turun tajam, karena kebutuhan dollar AS oleh pelaku pasar sangat besar untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo.

Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp11.110/11.210 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp11.000/11.090 atau melemah 110 poin.

Direktur Utama PT Financorpindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin pagi mengatakan pelaku pasar memburu dollar AS karena upaya pemerintah AS membantu industri otomotifnya masih belum pasti. "Senat AS belum memberikan persetujuan untuk membantu sektor industri otomotif sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis keuangan di AS akan bisa berlangsung lebih lama," katanya.

Menurut dia, permintaan dollar AS di pasar domestik cukup besar. Baik individu maupun BUMN membutuhkan dollar untuk memenuhi kebutuhannya. BUMN misalnya harus membayar utang yang sudah jatuh tempo sehingga permintaan dollar AS meningkat tajam.

Edwin mengatakan, Bank Indonesia (BI) harus melakukan kerja sama dengan bank sentral asing untuk dapat memasok dollar ke pasar lebih banyak. Karena, tanpa kerja sama itu, BI akan kerepotan untuk mengatasi permintaan yang cenderung meningkat.

Selain itu BI harus tetap memantau kegiatan pasar, terutama terhadap bank-bank asing yang bermain valas agar dapat dibatasi kebutuhan dollarnya.

Indonesia, menurut dia seharusnya dapat menahan gejolak pergerakan rupiah kalau melihat kinerja ekonominya sangat bagus, meski pertumbuhan ekonominya pada tahun depan diperkirakan akan menurun. Namun penurunan rupiah itu juga dampak dari melemahnya mata uang utama Asia terhadap dollar AS, katanya.

Rupiah sebelumnya melemah mencapai angka Rp12.300 per dollar AS. Namun, isu positif dengan dikeluarkannya dana talangan yang dipersiapkan oleh pemerintah AS sebesar 700 miliar dollar AS untuk industri perbankan, mendukung rupiah menguat tajam.

Isu positif tidak berlangsung lama, karena rupiah kemudian kembali melemah. Selama dua pekan lalu, pelemahan berlangsung antara Rp10.550/11.000 per dollar.

Rupiah diperkirakan akan tetap berada pada posisi antara Rp11.500 sampai Rp12.000 per dollar AS, karena tekanan pasar kemungkinan akan semakin besar.




XVD

RUU Pertambangan Mineral dan Batu Bara Bermasalah

Sabtu, 19 Februari 2005Jakarta, Kompas - Sekalipun termasuk dalam prioritas pembahasan tahun 2005 ini, draf Rancangan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang merupakan revisi atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 mengenai Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan dinilai masih bermasalah.

Draf rancangan undang-undang (RUU) yang rencananya akan diserahkan pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada akhir Februari ini belum melewati konsultasi publik yang memadai. Substansi yang termuat dalam RUU itu bukan sekadar berpotensi melahirkan penolakan dari kelompok masyarakat yang belum dilibatkan dalam proses penyusunannya, tetapi juga bisa berakibat buruk bagi pengembangan sektor pertambangan.

Penilaian tersebut disampaikan Forum Masyarakat Tambang (Format) dalam jumpa pers di Gedung MPR/DPR, Jumat (18/2). Direktur Eksekutif Format Achmad Zulkarnain meminta agar pemerintah menunda dulu penyerahan draf RUU tersebut. Jika pemerintah bersikeras meneruskannya dengan segala masukan itu, Format menegaskan sikap mereka untuk menolak pengesahan RUU tersebut menjadi undang- undang.

Format menunjukkan empat kelemahan proses penyusunan draf RUU tersebut. Potensi penolakan akan muncul karena belum dilakukannya mekanisme konsultasi publik, termasuk mengabaikan keterlibatan pemerintah daerah. Draf tersebut juga tidak dilampiri naskah akademik untuk memberikan gambaran kondisi pertambangan secara umum. Draf juga dinilai tidak terintegrasi dengan undang-undang atau kebijakan di sektor lain. Karena itu, akan lebih baik jika segala kelemahan dalam proses penyusunan itu dituntaskan paling lambat tiga bulan ini.

Sejumlah substansi dalam draf RUU Pertambangan Mineral dan Batu Bara juga dinilai bermasalah. Tidak dicantumkannya keharusan menyertakan rencana pascatambang juga ditengarai bakal melahirkan persoalan lingkungan. (dik)

Kamis, 11 Desember 2008

daftar 10 orang terkaya di Indoneia versi majalah Forbes Asia

Berikut adalah daftar 10 orang terkaya di Indoneia versi majalah Forbes Asia, seperti dikutip Antara dari siaran pers majalah tersebut.

1. Sukanto Tanoto dengan kekayaan 2 miliar dollar AS
2. R. Budi Hartono (1,72 miliar dollar AS)
3. Michael Hartono (1,68 miliar dollar AS)
4. Putera Sampoerna (1,5 miliar dollar AS)
5. Martua Sitorus (1,3 miliar dollar AS)
6. Peter Sondakh (1,05 miliar dollar AS)
7. Eddy William Katuari (1,04 miliar dollar AS)
8. Eka Tjipta Widjaja (950 juta dollar AS)
9. Aburizal Bakrie (850 juta dollar AS)
10. Murdaya Poo (825 juta dollar AS)

Daftar orang kaya seluruhnya 40 orang akan dilaporkan Majalah Forbes Asia edisi 22 Desember./*


MSH
Sumber : Ant

Perusahaan perdagangan batu bara PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melalui anak usahanya PT DH Energy membeli 11 persen saham Pendopo Coal Ltd

DEWA Beli Pendopo

Jumat, 12 Desember 2008 | 13:27 WIB
JAKARTA, JUMAT - Perusahaan perdagangan batu bara PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melalui anak usahanya PT DH Energy membeli 11 persen saham Pendopo Coal Ltd dengan nilai 5,5 juta dollar AS. Saham yang dibeli tersebut berasal dari Indomining Resources Holding Limited.

DH Energy juga memiliki opsi untuk membeli saham Pendopo hingga mencapai 60 persen. Transaksi tersebut sesuai perjanjian jual beli saham (shares sale and purchase agreement) pada 5 Desember 2008, seperti diungkapkan Sekretaris Perusahaan DEWA, Muhamad Baskoro, dalam keterbukaan informasi, Jumat (12/12).

Baskoro mengatakan, transaksi tersebut tidak dikategorikan material, karena nilai transaksi tersebut tidak melebihi 10 persen dari pendapatan atau 20 persen dari ekuitas perseroan.

"Perseroan juga menandatangani shares option agreement di mana Indomining memberikan hak opsi kepada perseroan untuk melakukan pembelian sebesar 50-60 persen saham tambahan di Pendopo Coal Ltd,"ujarnya.

Dalam penjelasan keterbukaan informasi kepada BEI beberapa waktu lalu, Direktur Keuangan Darma Henwa, Gani Bustan, mengatakan, perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp757,28 miliar.

Hingga kuartal III/2008, DEWA membukukan pendapatan 165 juta dollar AS dengan laba bersih 7,126 juta dollar AS. Saham ini harga saham DEWA di pasar hanya Rp50 per saham.

Pelabuhan Sibolga Tapteng Sumut Indonesia - Sibolga Nauli Harbour North Sumatra We can send out the coal from here (Batubara) dekat ke PLTU

Pelabuhan Sibolga terletak diteluk Tapian Nauli pantai barat pulau Sumatera dan merupakan pelabuhan alam. Secara administratif berada di daerah tingkat II Kabupaten Tapanuli Tengah. Kegiatan utama pelabuhan ini selain melayani angkutan barang juga menghubungkan jalur ferry ke daerah kunjungan wisata pulau Nias. Komoditi dominan dari daerah hinterlandnya adalah karet, kopra, plywood serta bungkil.
Letak Pelabuhan pada koordinat 01° 43' 48” LU dan 98° 46' 57” BT, Area Lego Jangkar : Koordinat 01° 44' 00” LU dan 98° 45' 45” BT

Status Pelabuhan, Pelabuhan Umum yang diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar negeri, Status tidak wajib pandu, Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas III

ALUR DAN KOLAM
- Alur panjang 4 mile lebar 2.185M kedalaman 19 mlws pintu masuk Poncan Gadang dengan Batu Buruk. lebar 185 lampu merah dari lampu hijau.
- Luas Kolam 660.000 m2 kedalaman 9 mlws

HIDRO OCEANOGRAFI
- Hidrografi
Pantai sekitar Pelabuhan Sibolga berliku-liku, terjal dan sepanjang pantai berbatu dan berkarang. Dasar lautnya lumpur pasir. Alur Pelabuhan ini panjangnya 3 mil dengan lebar 250 m dan kedalaman 9 M LWS. Kedalaman di muka dermaga dan sekitarnya hanya 3 m LWS, sehingga kapal – kapal besar harus berlabuh lebih kurang 450 m dari dermaga pada kedalaman laut 30 m LWS.

- Pasang Surut
Waktu tolok : GMT + 07.00
Muka surutan terletak 70 cm di bawah Duduk Tengah (Zo = 70 cm)
Tunggang air rata – rata pada pasang perbani 72 cm.
Tunggang air tata – rata pada pasang mati 20 cm.
Pasang surut cendrung terjadi di siang hari dengan tinggi gelombang 0,2 – 0,3 m kecuali bila terjadi di angin keras tinggi gelombang dapat mencapai 1m.
- Arus
Arus yang berpengaruh di daerah tersebut adalah sesuai dengan sifat pasutnya yaitu arus pasut harian ganda yang beraturan.
- Cuaca
Di daerah Sibolga dan sekitarnya hampir tidak ada musim kering. Jumlah hari kering rata–rata hanya 12 hari perbulan, dengan jumlah hari hujan mencapai 21 hari. Jumlah curah hujan rata – rata pertahun berkisar antara 4.000 mm – 5000 mm. Curah hujan terbesar berada pada periode Maret – Mei serta periode Nopember – Desember dengan curah hujan rata - rata 250 mm – 550 mm perbulan.
- Penglihatan
Umumnya penglihatan adalah 10 – 20 km, kecuali bila terjadi hujan, penglihatan bisa 4 – 8 km. Pada Bulan Desember – Mei pada waktu hujan dan kabut pagi kadang – kadang jarak penglihatan kurang dari 0,5 km.
- Tekanan Udara
Tekanan udara bervariasi antara 1009,7 mb – 1012,2 mb. Amplitudo harian 0,2 – 0,4 mb.
FASILITAS DAN PERALATAN
Dermaga
Dermaga Serba Guna
- Kontruksi beton, kapasitas 15 dwt panjang 103.5 m, kedalaman 7 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
Dermaga Ferry
- Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 35 m, kedalaman 5-6 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
- Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 25.70 m, kedalaman 5-6 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
Gudang
- Tertutup Luas 900 m2 kapasitas 3 ton/m3

Lapangan Penumpukkan
Lantai Aspal Luas 2.400m2 kapasitas 3 ton/m3

Terminal Penumpang
Kelas C, Luas 304 m2, kapasitas 200 orang

Peralatan Bongkar Muat
Forklift 2 unit 3 ton

Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
Jumlah 84 orang, 7 gang dgn kemampuan 13 ton/gang/jam

Tarif Pelayanan Jasa Pelabuhan
Jasa Labuh (per GT/Kunjungan)
- Kapal Niaga Rp, 48,-(rupiah) 08.00 $(dollar)
- Kapal Bukan Niaga Rp, 24,- (rupiah) 0,080 $(dollar)

Jasa Tambat (per GT/Etmal)
- Dermaga (Beton,Besi/Kayu) Rp 38,- (rupiah)0.086 $(dollar)
- Breasting, dolpin dan pelampung Rp 19,- (rupiah) 0.042 $(dollar)
- Pinggiran Rp 12,- (rupiah)0.013 $(dollar)

Jasa Pemanduan
- Tarif Teatap Rp 23000,- (rupiah) 28 $(dollar)
- Tarif Variabel Rp 8,- (rupiah) 0.01 $(dollar) per GT/kapal/gerakan

Jasa Air Kapal
- Rp 4.300,- (rupiah) 4.2 $(dollar) per ton

LAIN-LAIN :
- Jumlah Petugas Port State Control : Tidak ada
- Hari Kerja Pelabuhan : 6 (enam) hari (Senin - Sabtu)
- Jam Kerja Pelabuhan : 13 jam (08°° - 22°° WIB)
- Hari Kerja Kantor : 5 (lima) hari (Senin - Jum'at)
- Jam Kerja Kantor : 08°°– 17°° Wib
- Fasilitas Telepon : (0631) 22875 (kantor)
- Stasiun Radio Pantai : Sibolga Radio / PKB 3
- Fasilitas Perbankan : BI, BNI, Bank Sumut, BRI
- Rumah Sakit : RSU Ferdinand Lumban Tobing
- Pemadam Kebakaran : Pemko Sibolga
INSTANSI TERKAIT :
- Administrator Pelabuhan (Adpel) : Jl.Horas, Telp. (0631) 328701
- Imigrasi : Jl. Sisimangaraja no. 435, Telp. (0631) 22929
- Bea Cukai : Jl. Horas, Telp. (0631) 21655
- Karantina Kesehatan : Jl. Horas, Telp. (0631) 21150
- Navigasi : Jl. Horas, Telp. (0631) 22197

Alamat Kantor : Jl Perdagangan no. 70 Sabang, Telp (0652) 21208
Pelabuhan : Jln. Perkapalan
**NOTE : Subject to be updated.

Selasa, 09 Desember 2008

Menuju Negara Pertanian Termaju di Dunia

Bagaimana membangun perekonomian yang pertumbuhannya terasa sampai ke sumsum tulang mayoritas rakyat Indonesia? Tidak ada cara lain kecuali membangun sektor pertanian yang berkualitas dan terintegrasi dengan sektor industri dan perdagangan sehingga mampu menumbuhkan pusat ekonomi baru.

Keandalan sektor pertanian tidak diragukan lagi. Selama satu dasawarsa (1998-2008), sektor pertanian kembali menunjukkan daya tahan di tengah krisis ekonomi.

Seperti yang dinyatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global mulai tampak pada triwulan III-2008.

Sektor pertanian yang mencakup pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan turut berkontribusi 4,3 persen terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Masih lebih tinggi 0,1 persen dari industri pengolahan. Walau belum setinggi sektor usaha lain, seperti konstruksi (7,9 persen) atau pengangkutan dan komunikasi (19,0 persen), sektor pertanian menampung beban yang sangat besar. Sebanyak 42,5 juta orang dari 108,1 juta angkatan kerja nasional bekerja di sektor ini.

Maka, sudah semestinya negara agraris dan maritim ini menjadikan sektor pertanian terintegrasi sebagai lokomotif penggerak ekonomi nasional.

Peta jalan pertanian

Saat ini masih mantapnya pertumbuhan sektor pertanian tidak lain karena sumbangan subsektor pangan untuk konsumsi dalam negeri serta ekspor bahan mentah hasil perkebunan, perikanan, dan kehutanan.

Sebanyak 24,8 juta keluarga petani hidup dari subsektor pangan dan sejahtera saat harga beras, jagung, dan kedelai membaik hingga September 2008. Petani benar-benar memanfaatkan momentum ini karena pada saat yang bersamaan volume produksi pun naik.

Namun, kita patut menyayangkan. Meski kontribusi sektor pertanian sudah terbukti dalam perekonomian nasional, kebijakan pemerintah masih belum komprehensif. Sampai sekarang, pengembangan pertanian nasional masih belum terintegrasi dengan kebijakan perindustrian dan perdagangan.

Peta jalan (roadmap) yang bisa diandalkan untuk mengembangkan agroindustri jangka panjang sampai kini tak kunjung muncul. Malah kebijakan yang bersifat ad hoc lebih sering muncul untuk meredakan kasus per kasus. Kondisi ini ironis karena saat kita lupa menciptakan nilai tambah dalam produk pertanian, pasar domestik negara kepulauan terbesar di dunia ini terus diserbu produk impor.

Impor pangan Indonesia periode 1996-2005 berdasarkan catatan ahli peneliti utama dalam bidang kebijakan pertanian PSE-KP Departemen Pertanian, Husein Sawit, menyedot sedikitnya 1,6 miliar dollar AS atau setara Rp 14,7 triliun devisa. Sekarang jumlahnya tentu jauh lebih besar dari periode itu mengingat harga komoditas pangan dunia melonjak dua sampai tiga kali lipat.

Kenaikan impor bahan baku setengah jadi—yang sebenarnya bisa diperoleh di dalam negeri—tak terbendung. Dari Indikator Perdagangan Dunia 2008 yang diterbitkan Bank Dunia, rata-rata tarif bea masuk Indonesia pada 2006 sebesar 4,5 persen, lebih rendah daripada rata-rata tarif di Asia Timur dan Pasifik yang berada pada kisaran 4,9 persen, yang berpendapatan tinggi. Negara-negara berkembang berpendapatan menengah dan rendah saja menerapkan tarif rata-rata 8,7 persen.

Ironisnya lagi, tarif impor produk pertanian Indonesia tahun 2006-2007 6,5-7 persen. Paling rendah di Asia Pasifik. Ironis lagi, negara agraris seperti Indonesia memberikan tarif impor lebih murah untuk bahan baku produk pertanian ketimbang India, China, dan Brasil yang mampu mengekspor bahan jadi ke Eropa, Amerika Serikat, dan berbagai penjuru dunia.

Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, tarif bea masuk yang rendah ditujukan untuk efisiensi industri dalam negeri, tanpa mengabaikan perlindungan terhadap pertanian sebagai sektor strategis.

Industrialisasi pertanian

Akan tetapi, bea masuk rendah untuk impor produk pertanian yang menjadi bahan baku proses produksi sungguh berisiko besar. Industri pengolahan hasil pertanian di Indonesia semakin hari semakin terfragmentasi, tak terintegrasi dengan sektor pertanian sebagai hulunya. Kita harus menanggung kenyataan pahit ini saat produk mentah tak laku di pasar ekspor dan sulit bersaing di pasar domestik karena harga bahan baku impor lebih murah.

Industri pengolahan kakao, misalnya, memasok bahan baku impor, sementara Indonesia banyak mengekspor biji kakao. Karena buruknya penanganan pascapanen atau tidak adanya industri pengolah antara, industri hilir menjadi tidak efisien jika memanfaatkan bahan baku hasil pertanian dalam negeri.

Selain tidak terintegrasi optimal dengan industri pengolahan, hasil-hasil pertanian Indonesia juga tak jarang kalah bersaing dengan produk impor di pasar konsumsi domestik.

Survei Asia Foundation seperti dikutip Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menunjukkan, biaya distribusi di Indonesia lewat jalan darat paling mahal dibandingkan dengan Malaysia, Vietnam, Thailand, dan China. Kualitas jalan yang buruk, pungutan liar oleh aparat jembatan timbang, kepolisian, tentara, dinas perhubungan, sampai preman, dan tumpang tindih retribusi pemerintah daerah membuat produk kita sulit bersaing dengan produk impor sejenis.

Siapa bisa menyangka kalau harga jeruk impor dari China jauh lebih murah dibandingkan jeruk Pontianak di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan. Petani jeruk Pontianak atau pemerintah?

Pemerintah lebih suka mengutamakan pembangunan industri manufaktur, yang dari sisi politik sangat menguntungkan. Industri manufaktur lebih cepat berdiri, menyerap tenaga kerja lebih banyak, dan bisa langsung mengekspor produk.

Adapun sektor pertanian, sudah tentu memakan waktu yang dimulai dari pembukaan lahan, penanaman bibit, perawatan, dan seterusnya. Belum lagi jika sebagian lahan terserang hama atau penyakit. Akhirnya, impor bahan baku lebih diprioritaskan untuk mendukung industri hilir. Kondisi ini yang terjadi pada industri gula nasional.

Industri gula rafinasi lebih suka mengimpor gula mentah dari Brasil ketimbang membeli dari petani dengan dalih kualitas jelek. Padahal, gula mentah petani yang jelek itu dihasilkan oleh mesin giling pabrik yang umurnya lebih tua dari republik ini.

Mereka pun lalu mengimpor bahan baku untuk memproduksi di dalam negeri. Pemerintah baru kalang kabut saat hasil produksi, yang lebih murah dari produk lokal, kemudian membanjiri pasar domestik. Semakin terpuruklah petani tebu kita.

Semestinya, pemerintah kita tidak terbujuk rayuan negara lain untuk lebih mendorong ekspor bahan baku mentah. Sudah semestinya pemerintah lebih tegas dengan menciptakan pasar domestik bagi produk lokal sambil meminta importir bahan mentah mendirikan industri bahan jadi di Indonesia. Mereka yang mau melakukannya harus diberi berbagai insentif fiskal dan moneter supaya lebih bergairah mendirikan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan hulu.

Kelapa sawit, karet, kakao, kopi, tebu, sampai jagung semuanya andalan pertanian kita. Sudah cukup bangsa kita menjadi petani tanpa pernah mengecap keberhasilan industrialisasi pertanian. Seribu langkah pun dimulai dari satu langkah. Dalam waktu 10 tahun, Indonesia pasti menjadi negara industri pertanian termaju di dunia.

Kita bisa jika kita mau!


DAY,HAM,RYO,LKT
Sumber : Kompas Cetak

Welcome to the New Wave Marketing! - end

PEMBACA KOMPAS.com sekalian, inilah tulisan keseratus atau tulisan terakhir saya di rubrik New Wave Marketing ini. Selama 100 hari berturut-turut sejak hari Sabtu tanggal 30 Agustus 2008 saya telah mengajak Anda semua untuk sama-sama berpetualang ke era baru pemasaran ini.

Saya memang melihat bahwa perkembangan Internet dengan Web 2.0 dan Social Networking-nya serta perkembangan mobile technology bukan hanya akan mengubah lanskap dunia bisnis dan pemasaran, namun juga akan mengubah perilaku masyarakat secara keseluruhan. Jangan salah, walaupun hampir semua contoh yang saya berikan berasal dari luar Indonesia, namun praktik New Wave Marketing ini bukan hanya terjadi di negara-negara maju. Dengan kemajuan teknologi, apa-apa yang terjadi di negara-negara tersebut bisa dengan cepat masuk ke Indonesia.

Coba, siapa yang mengira sepuluh tahun lalu bahwa telepon seluler akan menjadi produk massal yang dimiliki hampir semua orang dari berbagai kalangan di Indonesia? Siapa pula yang bisa memprediksi lima tahun lalu bahwa akan ada situs yang bernama Facebook, yang membuat kita bisa menjalin kontak kembali dengan kawan kita yang sudah tidak bertemu selama belasan tahun?

Karena itulah, pemasar yang baik selalu bersikap antisipatif dan proaktif, bukan pasif menunggu. Seperti yang dikatakan begawan manajemen dunia, Peter Drucker, “Predictions? No. These are the implications of a future that has already happened.”

Lalu, saya juga sadar bahwa pembaca Kompas ini sangat beragam; tidak semuanya paham istilah-istilah atau konsep pemasaran. Karena itu, saya selalu berupaya menyajikannya seringan mungkin namun tetap berbobot dengan menyajikan berbagai ilustrasi di sana-sini. Kalau Anda perhatikan, selain contoh-contoh perusahaan, saya juga sering menggunakan ilustrasi dari musik atau film. Bagi saya, musik, film, dan pemasaran memang punya benang merah yang sama, yaitu ketiganya sama-sama mengandalkan kreativitas.

Sekarang memang era kreativitas, bukan lagi sekadar pengetahuan. Tiga M inilah—music, movie, marketing—yang bisa jadi andalan kita sebagai bangsa untuk bersaing di percaturan global.

Seratus tulisan di KOMPAS.com ini juga menjadi semacam prolog untuk acara MarkPlus Conference 2009 yang akan digelar besok selama 14 jam penuh mulai pukul 07.30 WIB sampai 21.30 WIB. Di situlah bisa dilihat bagaimana praktik New Wave Marketing ini di Indonesia. Sejumlah panelis yang pakar di bidangnya masing-masing akan membahas berbagai aspek dari New Wave Marketing; mulai dari Mobile New Wave, Experiential New Wave, sampai Social New Wave.

Selain itu, besok ada pandangan para praktisi terhadap prospek pasar Indonesia di tahun 2009, yang tentu akan sangat bermanfaat bagi para pemasar. Nanti akan ada perwakilan dari berbagai institusi dan asosiasi seperti Bursa Efek Indonesia, Perbanas, Gaikindo, EMC, ATSI, GAPPRI, GAPMMI, APRINDO, dan REI. Bukan hanya seminar. Kalau mau memperpanjang SIM/STNK, Anda juga dapat melakukannya di kounter Polda Metro Jaya di sana. Ada juga penampilan band dari KFC. Tak lupa dari KOMPAS.com akan memperkenalkan Kompas Entertainment.

Saya sendiri akan menyajikan presentasi yang berjudul “Marketing in Indonesia 2009 - Riding the New Wave: Are You Ready to Take-Off?”. Berbagai pertanyaan yang mungkin timbul sewaktu Anda membaca seratus tulisan saya mudah-mudahan bisa terjawab pada acara tersebut.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak atas terselenggaranya rubrik New Wave Marketing selama seratus hari berturut-turut di harian Kompas dan KOMPAS.com. Pertama kepada Pak Agung Adiprasetyo, CEO Kelompok Kompas Gramedia. Juga kepada Pak Taufik H. Mihardja selaku Executive Director KOMPAS.com, Pak Lukas Widjaja selaku Business Director Harian Kompas, dan Pak Edi Taslim selaku Business General Manager KOMPAS.com. Juga kepada rekan-rekan lainnya di Kompas dan KOMPAS.com yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih pula saya ucapkan kepada tim saya di MarkPlus, Inc yang telah membantu merumuskan dan memperkaya konsep New Wave Marketing ini. Dan terakhir tentunya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca setia rubrik ini, terutama yang telah memberikan masukan-masukan, baik itu lewat kolom komentar, e-mail, SMS atau dalam kesempatan bertatap muka secara langsung; salah satunya dari komunitas Forum Pembaca Kompas.

Semoga pemikiran saya ini bisa memberikan inspirasi bagi Anda semua untuk menghadapi berbagai tantangan di lanskap New Wave yang seperti galaksi tanpa batas. Sekali lagi, terima kasih. Saya tunggu kehadiran Anda besok di acara MarkPlus Conference 2009 di Pacific Place, The Ritz-Carlton Jakarta!


Hermawan Kartajaya

Senin, 08 Desember 2008

New Wave Marketing: Humanizing Human Being

Ada yang bertanya kepada saya, darimana datangnya semua gagasan tentang New Wave Marketing (NWM) ini? Jawabannya sederhana saja. Semua ide ini berasal dari pengamatan saya terhadap praktik yang terjadi di lapangan. Saya pun sering berdiskusi dengan banyak orang—termasuk dengan tim saya di MarkPlus, Inc—sehingga konsep ini bisa semakin tajam.



Dan tentu yang terpenting adalah praktiknya secara langsung. Saya selalu bilang, practice what you preach, praktikkan apa yang kita ucapkan. Karena itulah, baik secara individu maupun secara korporat, saya juga telah mempraktikkan konsep NWM ini. Lewat Facebook misalnya, saya bisa mendapatkan banyak relasi yang sebagian berujung kepada relasi bisnis. Saya juga mendapatkan banyak masukan lewat e-mail sehingga bisa semakin memperkaya dan memperluas pengetahuan saya tentang praktik NWM.



Nah, sewaktu berkunjung ke Amerika dari pertengahan Oktober sampai awal November lalu, saya pun mengamati praktik pemasaran yang ada di sana. Saya sudah cerita bukan, apa yang saya dapat sewaktu di Starbucks, Mayo Clinic, dan IBM di kota Rochester? Kali ini saya mau cerita tentang pertemuan saya dengan sejumlah orang di Amerika. Banyak insight yang saya dapatkan. Sebaliknya, saya juga tidak lupa menyebarkan “virus” NWM ini agar mereka juga tahu bahwa kita di Indonesia selalu update dengan perkembangan mutakhir dunia pemasaran.



Salah satu yang sempat saya temui adalah Marcia Jaffe. Saya bertemu dia pada acara dining-talk di Sausalito, di kawasan Bay Area, San Francisco. Tempat ini letaknya persis di tepi jembatan Golden Gate yang terkenal itu. Jaffe ini adalah pendiri dan presiden Bali Institute for Global Renewal (BIGR) yang ada di Ubud. Karena itu, ia menghabiskan waktunya separuh di Ubud, separuh di Sausalito.



Jaffe juga sempat menyelenggarakan konferensi global “Quest for Global Healing” di Bali pada Mei 2006 lalu yang dihadiri antara lain oleh Uskup Desmond Tutu dari Afrika Selatan dan Edgar Mitchell, mantan astronot Apollo 14 yang merupakan orang keenam yang pernah berjalan di bulan. Jaffe bercerita bahwa aktivitas lintas negara dan lintas generasi seperti yang dijalankannya semakin banyak dilakukan di berbagai penjuru dunia.



Beberapa hari kemudian, saya juga sempat berkunjung ke Global Leadership Institute di University of Nebraska-Lincoln (UNL). Di situ saya bertemu dengan Prof. Sang M. Lee, pimpinan Departemen Manajemen dan pengajar program MBA di UNL, dan Prof. Fred Luthans, pakar Organizational Behaviour.



Prof. Luthans ini terkenal dengan konsep Psychological Capital (PsyCap)-nya yang pada dasarnya terdiri dari empat elemen yaitu hope, efficacy, resilience, dan optimism, yang biasa disingkat HERO. Prof. Luthans berpendapat bahwa pada dasarnya manusia itu punya yang namanya trait-like dan state-like. Banyak program pelatihan sumber daya manusia yang tidak sukses karena menekankan kepada trait-like. Padahal trait-like ini cenderung tetap dan sulit diubah ketika seseorang sudah mencapai usia 30 tahun. Namun, state-like masih bisa diubah. State-like inilah yang menjadi fokus dari PsyCap dengan HERO-nya tadi itu.



Lalu, selain bertemu Marcia Jaffe, Prof. Sang M. Lee, dan Prof. Fred Luthans tadi, saya juga sempat berkunjung ke FBI Academy di Quantico, Virginia. Saya juga sempat berdiskusi dengan para staf Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) dan perwakilan mahasiswa Indonesia di Chicago.



Dan, menjelang kepulangan saya ke Indonesia, tentu saya juga sempat berdiskusi dengan Philip Kotler di Kellogg School of Management at Northwestern University.



Nah, banyak cerita yang sebenarnya bisa saya sampaikan dari pertemuan dengan sejumlah orang tadi. Namun, karena keterbatasan tempat, tentu saya tidak bisa menceritakan semuanya. Namun, ada benang merah yang bisa saya sampaikan.



Saya semakin mendapatkan pemahaman bahwa New Wave Marketing itu sebenarnya menempatkan manusia sebagai fokus utama, dengan didukung dan diperantarai teknologi terutama Web 2.0. Teknologi inilah yang membuat kita bisa tetap beradab (civilized) di tengah gaya hidup yang berubah. Kita bisa tetap menjalin relasi dengan para teman dan kerabat kita secara online dan mobile walaupun kesibukan kita semakin padat. Walaupun sendirian, kita tetap tidak merasa terasing karena bisa dengan cepat menghubungi teman atau mengetahui aktivitas kerabat kita hanya dengan mengetik di laptop atau ponsel.



Kita juga semakin bisa menempatkan diri dalam posisi yang sejajar dengan orang lain, tanpa peduli status, usia, agama atau warna kulit. Kita bisa semakin menghargai orang lain karena menyadari bahwa kita sama-sama saling membutuhkan. Karena itu, New Wave Marketing dengan segenap kecanggihan teknologinya akan membuat kita semakin manusiawi, menjadi manusia yang utuh dan seimbang.




Hermawan Kartajaya

Pangea Day: When the World Becomes One

“By sharing stories, we’ve started the process of turning strangers into friends.” Itulah yang dikatakan Jehane Noujaim, seorang sutradara Amerika kelahiran Mesir, yang juga merupakan penggagas Pangea Day.

Apa itu Pangea Day? Pangea Day merupakan acara multimedia yang diselenggarakan di enam kota sekaligus: Kairo, London, Los Angeles, Mumbai, Rio de Janeiro, dan Kigali (ibu kota Rwanda). Selama empat jam pada 10 Mei 2008 lalu, keenam kota tersebut secara simultan menyelenggarakan pemutaran film, pementasan musik, dan menampilkan pidato dari sejumlah tokoh terkemuka.

Hebatnya, keseluruhan program ini disiarkan secara langsung dalam tujuh bahasa kepada jutaan orang lewat media televisi, Internet, dan telepon seluler! Acara ini bertujuan untuk menyatukan jutaan orang di seluruh dunia melalui sebuah pengalaman bersama yang unik. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta pemahaman yang lebih baik antara tiap-tiap manusia yang terdiri dari berbagai bangsa, budaya, dan bahasa.

Pangea Day sendiri diinspirasi dari kata ”Pangea” yang merupakan super benua pertama yang ada di planet bumi sekitar 250 juta tahun lampau. Saat itu bumi memang masih terdiri dari satu daratan yang mahabesar, belum terpisah-pisah menjadi benua Asia, Afrika, Eropa, dan sebagainya. Jadi, dengan pelaksanaan Pangea Day diharapkan bahwa umat manusia bisa bersatu kembali demi kesejahteraan bersama, bukannya terpisah-pisah oleh berbagai konflik seperti yang ada sekarang. Nah, pelaksanaan Pangea Day ini menjadi contoh nyata proses horisontalisasi di era new wave marketing.

Perkembangan teknologi membuat orang menjadi lebih mudah melakukan kerja sama dengan banyak orang di negara lain yang terpisah ribuan kilometer. Tidak ada lagi jurang yang bisa memisahkan manusia di muka bumi ini, baik itu perbedaan bahasa, budaya, maupun agama. Kerja sama seperti ini merupakan keniscayaan karena tidak ada satu pun negara atau bangsa di dunia ini yang benar-benar bisa hidup sendiri.

Amerika Serikat, misalnya, terbukti rakyatnya juga merasa tidak nyaman dengan kebijakan unilateral dari George W Bush dan akhirnya memilih Barack Obama yang dianggap bisa mengembalikan pamor Amerika di mata dunia. Begitu juga negara China, yang justru mengalami kemajuan pesat setelah bersikap lebih terbuka terhadap penanaman modal asing di negaranya. Olimpiade Beijing pada Agustus lalu seolah menjadi showroom dari kesuksesan pembangunan China di abad modern ini.

Jadi, sekali lagi saya katakan bahwa pandangan outward-looking menjadi paradigma yang penting di era new wave marketing. Kita harus selalu melihat pasar, apa saja yang telah dilakukan pesaing dan pelanggan kita. Tidak bisa lagi kita mengelu-elukan kejayaan masa lalu yang mungkin tidak relevan lagi saat ini.

Dalam konteks industri sendiri, lambat-laun istilah country of origin juga menjadi kurang relevan lagi. Pelanggan akan memilih produk alias Co-Creation yang dianggap terbaik, tidak peduli dari mana asalnya. Lagi pula, semakin sulit menentukan dari mana sebenarnya asal sebuah produk. Proses yang ada sifatnya sudah jadi collaboration antara berbagai perusahaan di berbagai negara.

Misalnya saja pesawat Boeing 787. Sebagian fuselage-nya dibuat di Amerika, sayapnya buatan pabrik Mitsubishi dari Jepang, horizontal stabilizer-nya buatan pabrik Alenia dari Italia, dan mesinnya hasil kerja sama GE dari Amerika dan Rolls-Royce dari Inggris. Karena itulah, walaupun Boeing ini secara resmi disebut buatan Amerika, tetapi sebenarnya banyak komponennya yang berasal dari negara-negara lain. Maka, kemampuan kita untuk menjalin kerja sama dengan orang lain menjadi semakin penting saat ini. Tidak bisa lagi kita bersikap arogan dan menutup diri karena merasa paling unggul. Sekali lagi ingat, bukan hanya IQ yang penting, namun juga EQ dan SQ.

Lanskap new wave memang telah menjadi globosphere yang sifatnya 3 dimensional. Setiap orang atau pihak bisa saling berganti peran dengan cepatnya. Sekarang menjadi change agent, satu jam kemudian menjadi pesaing (competitor), setengah jam lagi berperan jadi pelanggan (customer), dan beberapa saat kemudian sudah jadi connector. Jadi, sekarang lanskapnya bukan lagi lanskap yang bersifat dua dimensional yang dilihat dari atas (top-down perspective). Bukan lagi lanskap yang statis dengan peran-peran yang sudah tetap.

Inilah lanskap new wave yang seperti galaksi tanpa batas. Tantangan yang ada di depan semakin sulit diprediksi. Karena itu, kita akan semakin membutuhkan kerja sama dengan orang lain untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. New wave marketer juga harus bisa memanfaatkan teknologi untuk lebih mengoptimalkan kerja sama tersebut.



Hermawan Kartajaya

Obama: The Era of Internet Presidency-97

PEMILIHAN Presiden Amerika Serikat sudah usai. Barack Obama sudah terpilih menjadi Presiden AS periode 2008-2012 dan akan dilantik pada 20 Januari 2009. Ada satu catatan yang menarik bagi saya dari Pilpres Amerika kali ini, yaitu bagaimana pentingnya peranan internet, terutama Web 2.0 dan social networking, sebagai media kampanye. Ini menandai era baru pemanfaatan media dalam sejarah kepresidenan di Amerika.

Dulu, pada masa kepemimpinannya, Franklin D Roosevelt (FDR) memanfaatkan radio untuk menjelaskan kebijakan New Deal-nya kepada warga Amerika. Sepanjang tahun 1933 sampai 1944, pidato radio FDR yang dikenal sebagai fireside chats ini mampu membangkitkan semangat kepada warga Amerika yang sedang dilanda the great depression dan disusul Perang Dunia Kedua.

Belasan tahun kemudian, pada September dan Oktober 1960, John F Kennedy (JFK) dan Richard Nixon melakukan debat kepresidenan untuk pertama kalinya di televisi. Hasilnya? Menurut penonton televisi, JFK yang menang. Namun, menurut pendengar radio, Nixon-lah yang menang atau setidaknya seri.

Mengapa? Karena pendengar radio tidak melihat apa yang disaksikan oleh pemirsa televisi. Nixon saat itu kakinya sedang sakit dan tampak kelelahan. Sementara itu, JFK kita tahu berwajah tampan, muda, dan penampilannya simpatik. Karena itu JFK akhirnya bisa memenangi pemilihan presiden Amerika, mengalahkan Nixon.

Nah, kalau era FDR bisa disebut sebagai the first radio presidency dan era JFK menandai the first television presidency, era Obama adalah the first internet presidency. Di era Obama inilah internet berperan sangat penting. Obama menggunakan situs www.barackobama.com sebagai platform utamanya ketika sedang berkampanye. Situs ini bukan hanya menjadi sentra informasi dan komunikasi resmi, melainkan juga menjadi semacam konektor ke berbagai situs terkait lainnya, seperti Facebook, MySpace, YouTube, Flickr, Digg, Twitter, Eventful, LinkedIn, Black Planet, Faithbase, Eons, Glee, MiGente, MyBatanga, Asian Ave, atau DNC PartyBuilder.

Di situs BarackObama.com ini ada juga penjelasan cara mendapatkan informasi secara mobile lewat telepon seluler. Ada pula aplikasi iPhone dan ringtone yang bisa di-download secara gratis. Selain itu ada juga Obama Store yang menjual merchandise tradisional, seperti T-shirt, gelas, poster, pin, topi, atau stiker.

Namun, bagi saya, yang paling menarik dari situs ini adalah fasilitas social networking-nya yang beralamat di my.barackobama.com. Di komunitas online yang biasa disebut myBO ini, simpatisan Obama bisa secara aktif mendukung kampanye sesuai dengan profil dirinya masing-masing. Kalau Anda sudah terbiasa dengan Facebook, myBO ini akan terasa sangat familiar. Tampilan dan fitur-fitur yang ada di sini mirip dengan yang ada di Facebook.

Pertama-tama kita masuk ke fasilitas My Dashboard. Ini semacam control panel untuk semua aktivitas yang akan, sedang, dan telah kita lakukan di myBO ini. Aktivitas yang bisa dilakukan sendiri sangat beragam. Kita bisa menulis pendapat kita ke koran dan stasiun TV lokal atau nasional tentang berbagai isu kampanye kepresidenan, baik yang dilakukan Obama maupun pesaingnya. Ada juga fasilitas My Blog yang memungkinkan kita bercerita soal pemikiran atau pengalaman kita.

Kita juga bisa bergabung ke lebih dari 20.000 grup aktif yang ada di sini, baik berdasarkan interest maupun lokasi tempat kita tinggal. Grup yang berdasarkan interest ini macam-macam, ada yang untuk single mom untuk yang bekerja sebagai air traffic controller (ATC) sampai ke pendukung Obama yang menggemari tarian tango.

Lalu, kita juga bisa memanfaatkan fasilitas Contact Voters. Di sini kita bisa berpartisipasi menghubungi para tetangga kita yang punya hak pilih (voters), baik lewat metode calling campaign atau walking campaign. Kita tidak perlu repot-repot melakukan pendataan. Di sini kita tinggal memberitahukan lokasi kita, nanti akan muncul secara otomatis daftar nama dan lokasi para voters di sekitar kita.

Yang juga tak kalah menarik adalah fasilitas Fundraising. Di sini kita bisa menentukan sendiri target dana yang ingin kita kumpulkan dari para kenalan kita lewat e-mail. Berapa banyak donatur dan jumlahnya bisa kita pantau lewat myBO kita ini. Canggih, bukan? Tak heran kalau Obama dan timnya pun memanfaatkan media internet lagi ketika sudah terpilih dan dalam masa transisi sekarang (president-elect). Bukan di BarackObama.com lagi, tapi lewat situs Change.gov.

Nah, bisa kita lihat bagaimana ampuhnya internet dengan Web 2.0 dan social networking-nya. Kisah Obama di atas mudah-mudahan bisa menginspirasi New Wave Marketers untuk melakukan langkah-langkah kreatif menghadapi lanskap yang terus berubah dengan pesatnya ini.



Hermawan Kartajaya

Kamis, 04 Desember 2008

Rupiah Masih Tertahan

JAKARTA, JUMAT — Rupiah, Jumat (5/12) pagi, turun, tetapi posisinya masih di bawah angka Rp 12.000 per dollar AS setelah mengalami kenaikan seiring membaiknya laju inflasi November 2008 yang mencapai 0,12 persen. Rupiah berada di posisi beli Rp 11.850 per dollar AS dan untuk posisi jual Rp 11.950.

Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Jumat, mengatakan, turunnya rupiah karena spekulasi di pasar masih tetap terjadi karena eksportir yang menjual produknya ke pasar ekspor tidak segera menukar dollar-nya ke rupiah. "Akibatnya, kebutuhan dollar AS di pasar domestik tinggi dan kurang diimbangi stok yang ada," katanya.

Selain itu, menurut dia, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang melambat merupakan faktor bagi eksportir ataupun individu untuk tetap memiliki dollar AS. "Masyarakat kini cenderung memegang dollar ketimbang rupiah pada kondisi seperti ini," katanya.

Apalagi, kata dia, banyak ibu-ibu rumah tangga yang juga membeli dollar AS untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya di luar negeri meski kondisi seperti itu diperkirakan hanya sesaat. "Kami optimistis rupiah masih dapat menguat dan tetap berada di bawah angka Rp 12.000 per dollar AS," ucapnya.

Ia mengatakan, pemerintah juga harus memperkuat pasar uang domestik agar spekulasi terhadap dollar AS tidak tinggi dengan melakukan pengawasan ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valas.

Apabila semua ini dapat dilakukan, katanya, maka mata uang Indonesia berpeluang untuk kembali menguat dan menjauhi level Rp 12.000 per dollar AS.


EDJ

Sawahlunto Punya Batik Batu Bara!

SAWAHLUNTO, JUMAT--Kota Sawahlunto tengah merintis pengembangan batik khas kota ini. Batik yang dirancang oleh seniman Sarkasih Said tersebut rencananya akan dinamai batik batu bara dan akan dijadikan ikon kota itu.

Wali Kota Sawahlunto Amran Nur mengatakan, pemerintah kota sengaja mengundang Sarkasih Said, seniman lukis yang bermukim di Singapura, untuk merancang batik untuk Sawahlunto.

”Batik itu nantinya akan diproduksi massal dan digunakan untuk salah satu pakaian khas dari Sawahlunto selain tenun Silungkang,” ujar Amran.

Batu bara merupakan hasil tambang khas Sawahlunto yang sudah mulai ditambang sejak zaman kolonial Belanda. Begitu terkenalnya Sawahlunto sebagai kota penghasil batu bara, kota ini disebut ”kota arang”.

Untuk permulaan, batik karya Sarkasih Said itu akan dipamerkan bertajuk ”Sarkasih Said dan Sawahlunto”, 29 November sampai 2 Juli mendatang di Pusat Kebudayaan Sawahlunto dalam rangka hari jadi ke-120 kota itu.

Batik terpanjang

Karya monumental Sarkasih berupa kain batik sepanjang 103 meter yang berhasil menyabet gelar sebagai batik terpanjang di dunia versi Guinness Book of Records juga akan dipamerkan selama dua jam pada hari pertama pameran. Dalam kesempatan tersebut, panitia dan unsur Muspida Kota Sawahlunto direncanakan menggunakan baju batik batu bara itu.

”Kami mencoba mencari bentuk-bentuk baru sebagai ikon pariwisata Sawahlunto yang nantinya hanya bisa ditemui di kota ini sekaligus bisa dijadikan suvenir,” kata Amran.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto Tun Huseno mengatakan, batik batu bara ini dihasilkan oleh sang seniman setelah mempelajari sejarah Kota Sawahlunto dan melihat sendiri kota ini. (ART)

"We are the World": by USA for Africa

“There comes a time, when we need a certain call. When the world, must come together as one.”



Anda tahu lirik lagu ini?

Itulah lirik pembuka dari lagu “We are the World” yang sangat populer pada tahun 1985. Lagu ini dinyanyikan secara keroyokan oleh para musisi ternama dunia, mulai dari Michael Jackson, Bob Dylan, Stevie Wonder, Tina Turner, Bruce Springsteen, Paul Simon, Kenny Rogers, dan masih banyak lagi.



Lagu ini melodinya indah, liriknya juga sederhana dan mudah diingat. Karakter vokal yang unik dari para musisi ternama ini mampu membuat harmonisasi suara yang indah, sehingga masih terngiang-ngiang di telinga kita sampai saat ini walaupun sudah lebih dari 20 tahun.



Proyek yang digarap oleh Quincy Jones ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dalam rangka membantu upaya pemberantasan kelaparan di Ethiopia. Pada tahun 1984-1985 itu Ethiopia memang sedang mengalami tragedi kemanusiaan kekurangan pangan akibat musim kering yang berkepanjangan.



Para musisi tadi menamakan dirinya sebagai “USA for Africa”. Jangan salah, nama tersebut bukan merupakan singkatan dari “United States of America for Africa”, tapi “United Support of Artists for Africa”. Sebagian besar musisi tersebut memang berasal dari Amerika, namun ada juga yang berasal dari luar Amerika seperti Bob Geldof (dari Irlandia) dan Dan Aykroyd (Kanada).



Proyek “USA for Africa” ini mencapai kesuksesan luar biasa, bukan hanya dari segi komersial, namun juga dari sisi pengaruhnya terhadap aspek sosial-budaya masyarakat.



Proyek amal ini sebenarnya diinspirasi dari proyek serupa dari Inggris, yaitu proyek Band Aid dari Bob Geldof pada tahun 1984. Dengan lagunya “Do They Know It’s Christmas?” Band Aid juga berupaya mengumpulkan dana untuk memerangi kelaparan di Ethiopia. Band Aid sendiri terdiri dari sejumlah musisi ternama Inggris saat itu seperti Duran Duran, Spandau Ballet, Paul Young, George Michael, Sting, Phil Collins, Bono, dan lainnya.



Nah, kisah proyek USA for Africa dan Band Aid ini bisa menjadi inspirasi bagaimana pentingnya melakukan kolaborasi dalam era New Wave Marketing.



Kolaborasi seperti inilah yang bisa menyentuh hati pendengar musik di seluruh dunia. Pendengar musik (baca: pelanggan) akan terus menyimpan kenangan ini selamanya di hati mereka.



Para musisi ternama tadi juga mau melakukan kolaborasi karena adanya tujuan bersama yang di atas kepentingan pribadi mereka masing-masing.



Sama seperti perusahaan, jika ingin melakukan kolaborasi tentu masing-masing perusahaan harus merasakan adanya tujuan bersama yang ingin dicapai. Setiap perusahaan harus mau berdiri sejajar dan mengedepankan kepentingan bersama atas adanya kesadaran bahwa tujuan tadi tidak dapat diraih jika masing-masing berjalan sendiri.



Berkat perkembangan teknologi yang semakin pesat, kolaborasi ini menjadi lebih mudah dilaksanakan. Seperti yang sudah saya ceritakan dengan mengambil contoh kisah Li & Fung, InnoCentive, Mayo Clinic, dan IBM.



Proyek USA for Africa juga menunjukkan pentingnya peranan karakter. Bisa dilihat bahwa karakter masing-masing musisi tetap tidak hilang dalam proyek kolaborasi ini. Kita masih bisa mengenali, mana suara Michael Jackson, mana Bob Dylan, mana Stevie Wonder, dan sebagainya.



Hal ini bisa terjadi karena para musisi tersebut memang sudah punya karakter yang kuat. Mereka punya karisma yang telah melekat di hati para penggemarnya.



Begitu pula merek. Merek harus memiliki karakter yang kuat sehingga tetap bisa dikenali orang di tengah-tengah lautan merek yang ada saat ini. Merek atau karakter yang karismatik akan mampu membuat pelanggan jatuh cinta setengah mati. Ia tidak akan sensitif lagi terhadap masalah harga misalnya, karena karakter tersebut sudah dianggap sebagai bagian dari dirinya sendiri.



Karena itu, karakter seperti ini juga sudah tidak memerlukan “baju” atau “kemasan” lagi. Pelanggan akan dengan mudah mengenali karakter yang bersangkutan walaupun kemasannya berbeda.



Sebaliknya, walaupun ada produk yang mencoba memirip-miripkan kemasan luarnya dengan sebuah merek/karakter yang sudah kuat, pelanggan juga tetap akan bisa mengenalinya. Pelanggan tidak akan tertipu, karena karakternya memang tidak bisa ditiru.



Dan yang terakhir, kepedulian yang tuluslah yang dibutuhkan orang saat ini, bukan sekadar perhatian atau malah lip service belaka. Caring akan membuat seseorang merasa diperhatikan sebagai manusia, bukan obyek layanan. Pemanfaatan teknologi akan memudahkan sebuah perusahaan memberikan kepedulian yang sepenuh hati ala rumah sakit kepada para pelanggannya.



Inilah cara memenangkan heart share di era New Wave Marketing, yaitu melalui Character, Caring, dan Collaboration.



-- Ringkasan tulisan ini bisa dibaca di Harian Kompas --


Hermawan Kartajaya

IBM Rochester: High-Tech High-Touch Collaboration

Masih ingat kisah saya soal Mayo Clinic? Nah, kali ini saya mau cerita soal kunjungan saya ke fasilitas IBM di kota yang sama dengan lokasi Mayo Clinic itu, yaitu di Rochester, di negara bagian Minnesota, Amerika.



Gedung IBM Rochester ini sendiri oleh karyawan IBM dijuluki sebagai ”Blue Zoo”. Hal ini karena gedungnya dipenuhi panel-panel berwarna biru, sesuai warna korporat IBM.



Di sinilah terdapat fasilitas manufaktur, rekayasa, dan pendidikan dari IBM. Anda tahu sistem komputer AS/400? Nah, di IBM Rochester inilah tempat pembuatannya. Kapasitas produksi di sini memang sangat besar, sehingga kalau dijadikan perusahaan terpisah bisa menjadi produsen komputer terbesar ketiga di dunia!



Saya sangat terkesan dengan persiapan dan layanan yang diberikan. Nama saya sudah dipasang di papan nama di briefing room dan di gedungnya. Juga sudah ada material presentasi yang disiapkan untuk saya.



Ini menunjukkan Guestology Service dari sebuah perusahaan high-tech seperti IBM. Pengunjung diperlakukan layaknya tamu yang datang ke ”rumah”-nya.



Nah, di situ saya diterima oleh John Rathke dari IBM Systems Executive Briefing Center di Rochester. Dia ini sudah bekerja lebih dari 40 tahun di IBM.



Saya lalu dibawa masuk ke pabrik assembling-nya. Mengagumkan! Semua berjalan otomatis, termasuk robot-robotnya jalan sendiri di jalurnya. Di pabrik ini orangnya sedikit sekali, sampai-sampai quality control (QC) pun memakai komputer.



Yang lebih hebat lagi saya dipertemukan dengan Charlie Johnson, Chief Scientist di briefing room tadi. Dialah yang memimpin grup IBM membuat prosesor khusus utk Xbox-nya Microsoft!



Dia juga bilang bahwa high-tech itu percuma saja kalau tidak berguna untuk manusia.



Karena itu, IBM sekarang bukan seperti dulu yang pokoknya bikin teknologi dan ”memaksa” orang untuk menerimanya. Ingat produk mainframe dari IBM? Nah, itu masih menunjukkan sifat yang vertikal.



Karena itulah IBM terus menjalin kolaborasi dengan banyak pihak agar teknologinya benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan orang. Mereka sekarang berkolaborasi bukan cuma dengan Microsoft, tapi juga dengan Mayo Clinic.



Kolaborasi seperti inilah yang akan menjadi penentu di era New Wave Marketing. Bukan hanya integrasi vertikal, namun juga kolaborasi dengan perusahaan lain secara horisontal yang semuanya itu ditujukan untuk melayani pelanggan sebagai manusia seutuhnya.



-- Ringkasan tulisan ini bisa dibaca di Harian Kompas --




Hermawan Kartajaya

Tambang Baru, United Tractors Masih Uji Kelayakan

JAKARTA, SELASA - PT United Tractors Tbk masih melakukan uji kelayakan (due diligence) lahan tambang baru di Kalimantan Tengah yang saat ini masih dalam proses akuisisi. Keputusan final akuisisi lahan akan ditentukan akhir tahun ini atau awal 2009.

Hal itu dikatakan Direktur Utama United Tractors Djoko Pranoto dalam paparan publik perseroan di Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/11).

"Dana untuk akuisisi berasal dari kas internal dan sisa dana penerbitan saham baru (rights issue) sebesar US$ 80-100 juta," tutur Djoko.

Terkait proses akuisisi perusahaan tambang PT Tuah Turangga Agung, United Tractor memprediksi dapat mulai berproduksi pada kuartal tiga atau empat 2009.

"Kami targetkan awal produksi mencapai sekitar 500 ribu hingga 1 juta ton. Sedangkan mengenai nilai akuisisi Tuah Turangga sekitar US$ 50 juta," katanya.

Djoko mengatakan dalam situasi krisis saat ini pihaknya menargetkan pangsa pasar mencapai 45 persen. Berdasar laporan kinerjanya hingga September 2008, United Tractors telah membukukan laba bersih sebesar Rp 2,09 triliun naik 89 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,11 triliun.

United Tractors Lirik Dua Tambang Batu Bara Baru

SUBANG, JUMAT - Anak perusahaan PT Astra International Tbk, PT United Tractors Tbk, saat ini tengah berencana mengakuisisi dua tambang batubara di kawasan Kalimantan Tengah. Menurut

Direktur Keuangan PT United Tractors Gideon Hasan, pihaknya kini sedang melakukan due dilligence atau uji kelayakan terhadap kedua tambang batu bara tersebut, dan ditargetkan akan selesai Desember 2008-Januari 2009.

Namun ia enggan menyebutkan kedua kandidat tambang batubara tersebut, Gideon hanya mengungkapkan kriterianya. "Tambang tersebut harus green field, atau belum dirambah. Selain itu, tambang tersebut harus memiliki nilai kalori minimal 5800 kcal/kilogram. Reserve atau cadangannya harus di atas lima juta ton," ujarnya saat Workshop Wartawan Pasar Modal, Jumat (28/11) di Subang.

Untuk pendanaan akuisisi tersebut, PT United Tractors akan menggunakan sisa dana right issue atau saham baru sebesar 45 juta dollar AS dari total sisa keseluruhan 75 juta dollar AS. Sementara 30 juta dollar AS lainnya akan digunakan sebagai modal kerja.

Sebelumnya, PT United Tractors memperoleh dana saham baru yang tidak terserap pasar, diterbitkan bulan Agustus lalu sebanyak 475,26 juta lembar saham, atau setara dengan Rp 3,6 triliun. Uang ini digunakan untuk modal kerja, dan belanja investasi.

Tahun 2008 ini, PT United Tractors, perusahaan penjualan dan penyewaan alat berat, melalui anak perusahaannya PT Tuah Turangga Agung, mulai berekspansi ke sektor pertambangan batu baru. Saat ini, PT Tuah Turangga tengah membangun infrastruktur tambang batu bara di Kapuas, Kalteng, dan dijadwalkan mulai berproduksi tahun 2009.


HIN

Indonesia Penghasil Batu Bara Terbesar

BATULICIN, KAMIS - Indonesia dan Australia hingga saat ini masih menjadi negara penghasil batu bara terbesar di kawasan Asia Pasifik, demikian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),Purnomo Yusgiantoro, Kamis (4/12).

Dalam sambutanya pada acara peresmian "Upgraded Brown Coal (UBC) Demonstratin Plant" di lingkungan Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan, menteri mengatakan, di masa akan datang ada Tiga Proyek besar yang digarap Indonesia guna mengembangkan pengolahan batu bara yakni Coal Faction, Coal Gasifaction dan UBC.

UBC merupakan pabrik yang berfungsi meningkatkan kualitas batubara dari peringkat rendah menjadi batu bara yang memiliki sifat sama dengan peringkat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia, mengingat mayoritas batu bara yang dimiliki Indonesia masih peringkat kalori rendah.

Teknologi UBC diharapkan bisa mampu menghasilkan batubara bersih yang dapat menjaga kestabilan kebutuhan pasokan energi. Batu bara hasil proses dengan nilai kalori tinggi serta kadar air dan polusi rendah sangat cocok digunakan untuk keperluan dalam dan luar negeri (ekspor).

Pengoperasian teknologi UBC di lingkungan Kecamatan Satui dimaksudkan sebagai contoh pabrik UBC yang pertama dilakukan di Indonesia bahkan di dunia. Jika nanti secara teknis mampu berkembang dengan baik maka dalam jangka panjang akan mulai dikembangkan sebagai pabrik komersial.

Pabrik percontohan UBC dengan kapasitas peringkat rendah 1.000 ton per hari merupakan umpan untuk menghasilkan batubara peringkat tinggi dengan kapasitas 700 ton per hari.

Namun, dengan pabrik yang ekonomis nantinya diharapkan mampu menghasilkan batubara peringkat tinggi dengan kapasitas minimal 5.000 ton per hari.

Fasilitas pabrik UBC dibangun di Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Dengan pertimbangan bahwa contoh Batubara yang pernah diuji pada skala Pilot di Palimanan, berasal dari wilayah kerja PT Arutmin, di mana bersedia menyediakan lokasi.

Pabrik percontohan UBC digunakan sebagai sarana penelitian, pengembangan, dan juga sebagai sarana pelatihan bagi para operator baru. Produk pabrik percontohan UBC juga akan digunakan untuk uji karakteristik batu bara hasil proses UBC, termasuk uji pembakaran yang menggunakan boiler baik yang ada di Jepang maupun di Indonesia, tepatnya di PLTU Suralaya dan Tarahan.

Komitmen dari demonstran atau peresmian ini agar pihak pemerintah daerah bersama masyarakat bisa turut berpartisipasi memelihara keberadaan UBC. Agar dalam sistem pengoperasianya nanti dapat memberi peluang tenaga kerja yang lebih besar bagi masyarakat.

"Cita-cita kami akhir 2009 pabrik percontohan UBC sudah menjadi komersial. Sehinga pada 2010, kondisinya lebih besar lima kali lipat dari pabrik yang ada sekarang," tegas Purnomo.

Turut hadir acara peresmian itu Duta Besar Jepang untuk Indonesia Mr.Kojiro Shio Jiki, Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin, Kajari Batulicin, I Made Suarnawan dan Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Irianto.


EDJ
Sumber : Ant

Merantau-Berkunjung-Cari Kerja Ke Luar Negeri Amerika Serikat - USA (AS) Peluang Emas Sangat Menarik

MERANTAU KE AMERIKA


Amerika adalah negara Adidaya dan merupakan negara tujuan terbaik di Dunia apakah sekedar untuk berkunjung ataupun untuk tinggal menetap. Adalah tantangan yang besar untuk dapat berkunjung ke USA apalagi untuk bisa tinggal disana. Sebelum peristiwa 11 September 2001 mendapatkan Visa kunjungan kenegara ini relatif mudah namun sekarang ini sangatlah sulit. Untuk itu bila anda berminat untuk mendapatkan visa kenegara ini perlu persiapan yang baik, ada sangat banyak informasi yang perlu anda ketahui sebelumnya untuk mendukung kesuksesan anda mendapatkan Visa. Tanpa persiapan yang baik anda akan kehilangan uang pendaftaran yang cukup mahal dengan sia-sia.

Untuk mengetahui informasi seputar pengurusan visa kunjungi situs kedutaan Amerika di Jakarta. www.usembassy.org. Disana banyak informasi umum yang dapat juga anda baca dalam bahasa Indonesia.

Sekarang ini sudah diberlakukan applikasi online, dimana anda akan mengisi formulir secara online, juga untuk melakukan appointment untuk interview. Persiapkan waktu yang cukup dalam pengurusan visa sesuai dengan rencana kunjungan anda , ada kalanya disebabkan banyaknya peminat untuk appointment interview bisa sampai 2 Minggu hingga 1 Bulan.

Apa Saja Yang Diperlukan

Untuk pengurusan visa anda memerlukan :

Passport yang berlaku
Pas foto 2 X 2 inch
Biaya applikasi
Rekening tabungan (bukti keuangan)
Formulir tambahan (Formulir DS-157, untuk lelaki berumur 16-45 tahun.


INTERVIEW

Setelah anda mengisi applikasi online, appointment online anda akan diberikan jadwal interview. Persiapkan diri anda dengan penampilan dan stamina terbaik, berpakaianlah yang rapi kalau mungkin gunakan dasi, karena kesan pertama juga dapat mempengaruhi keberhasilan anda dalam mendapatkan visa, berangkatlah lebih awal untuk menghindari keterlambatan, lebih baik anda menunggu dari pada terlambat. Bawalah serta dokumen-dokumen yang diperlukan juga dokumen-dokumen pendukung kalau kalau nanti diperlukan.

Dalam interview anda harus bisa meyakinkan interviewer hal-hal berikut :

Tujuan dari kunjungan ke USA;

Rencana anda tinggal/ berkunjung hanyalah untuk waktu tertentu,;

Bukti keuangan untuk biaya kunjungan anda;

Bukti hubungan secara social dan ekonomi di USA ;

Tempat tinggal dan pekerjaan di negara asal



Pertanyaan pertanyaan yang mungkin ditanyakan :



Pekerjaan, jelaskan pekerjaan anda, perusahaan dimana anda bekerja, apa bidang anda, kadang mereka meminta kartu nama dan memeriksa surat keterangan dari perusahaan yang anda bawa. Bawalah serta kartu nama dan akan lebih baik kalau ada ID / kartu karyawan. Yakinkan interviewer bahwa anda masih karyawan ditempat yang sama sekembalinya dari perjalanan nanti.



Tujuan mengapply visa, kalau untuk wisata jelaskan tujuannya, sebaiknya anda rencanakan jadwal perjalanan anda, lebih baik siapkan di selembar kertas, yang berisikan tanggal, tempat tujuan dan menginapnya. Kalau anda benar-benar serius sebaiknya anda pesan tiket sesuai jadwal anda juga booking hotel tempat anda akan menginap nantinya. Memang ada resikonya kalau anda ditolak maka anda harus membatalkan semuanya dan uang anda akan terpotong. Lakukan riset dengan baik untuk tempat kunjungan dan tempat menginap, minimal anda harus bisa punya gambaran bagaimana untuk sampai disana.



Keuangan, pastikan anda punya record keuangan dan saldo yang memadai untuk biaya perjalanan anda. Interviewer biasanya melihat record uang transaksi 3 bulan terakhir, mereka akan menghubungkan ini dengan pekerjaan anda, ada kemungkinan mereka menanyakan apakah ada sumber keuangan yang lain.

Selamat! Bila lolos mereka akan meminta anda kembali untuk mengambil Visa & Paspor, simpanlah tanda terima yang diberikan untuk pengambilan nanti, bila tidak mereka akan mengembalikan paspor anda dan selembar kertas yang berisikan keterangan kenapa tidak lolos.

Konsultasi

Bila anda merasa memerlukan informasi tambahan untuk membantu kesuksesan rencana anda ke USA anda dapat menghubungi saya. Berdasarkan pengalaman saya tinggal di USA selama 7 Tahun, saya akan membantu anda dengan strategi mulai dari persiapan dokumen pengurusan visa, strategi interview, trik perjalanan lebih bagus untuk masuk ke USA, bagaimana setelah sampai disana, dan bagaimana caranya untuk dapat tinggal bekerja secara legal. Bagaimana cara untuk mencari perkerjaan sementara anda mengurus status legal.

Saya dapat dijangkau di nomor HP 0813 185 88866 atau email marvin@cibercentra.com.

Selamat mencoba semoga berhasil.

Rabu, 03 Desember 2008

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis", mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.

Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.

Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.

Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika menjadi Commander of United Nations Military Observers dan Komandan Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada 1995-1996.

Setelah mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, beliau mengalami percepatan masa pensiun maju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun 2000. Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa, diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna. Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.

Sebelum dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada Kabinet Persatuan Nasional di jaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga bertugas sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Gotong-Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada saat bertugas sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di dunia internasional karena memimpin upaya-upaya Indonesia memerangi terorisme.

Presiden Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan Pembina di Brighten Institute, sebuah lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan pembangunan nasional.

Presiden Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi belasan ribu buku, dan telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a beginning (2005), The Making of a Hero (2005), Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002), dan Coping with the Crisis - Securing the Reform (1999). Ada pula Taman Kehidupan, sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur fasih bahasa Inggris.

Presiden Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani Herrawati dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama adalah Letnan Satu Agus Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 yang sekarang bertugas di satuan elit Batalyon Lintas Udara 305 Kostrad. Putra kedua, Edhie Baskoro Yudhoyono, mendapat gelar bidang Ekonomi dari Curtin University, Australia.