Rabu, 11 Februari 2009

Dialog Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan di TV One

Jakarta (SIB)Rabu (11/2) Letjend TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan memberikan wawancara dalam acara dialog di TV One, sekitar perjuangan pembentukan Propinsi Tapanuli dan kerusuhan yang terjadi di DPRDSU tanggal 3 Pebruari 2009 yang lalu.

Wawancara TV yang mengungkapkan banyak hal, kami kutip selengkapnya di bawah ini.

Luhut : Beberapa tahun yang lalu mereka datang ke saya, saya tanya, kita ini mau mendirikan Provinsi Tapanuli, sudah lama kalau tidak salah sudah 7 tahun lamanya. Jadi saya tanya, apakah kalian sudah melakukan penelitian mengenai pembentukan Provinsi Tapanuli. Mereka katakan sudah, mereka sudah melakukan penelitian dengan Universitas Gajah Mada, bahwa layak menjadi provinsi. Tetap alasan pertama, kenapa kalian ingin pembentukan provinsi gitu ? ya pembangunan di kampung kami sangat tertinggal pak, gitu.

Dan itu betul menurut saya, karena kontrol dari besarnya Sumatera Utara itu, membuat sedemikian rupa bagaimanapun pembangunan itu akan tertinggal dari tempat lain, itu terbukti. Saya bilang, kalau kalian sepakat ? ya silahkan saja, itukan hak kalian.

Tanya : Apakah saat itu Bapak memberikan dana juga kepada mereka?Luhut : Oh ndak ada itu, dalam perjalanan mereka ada bikin malam pengumpulan dana, 1,5 tahun atau 2 tahun lalu. Ada 500 orang, 700 orang begitu.Tanya : Apakah Bapak hadir saat itu ?

Luhut : Saya hadir, hadir…hadir.Tanya : Beberapa waktu lalu, apakah anda bertemu dengan Alm bapak Abdul Aziz Angkat.

Luhut : Betul, jadi tokoh-tokoh ini minta ke saya, mengeluh gitu. Bang gimana ini, semua sudah setuju pembentukan Provinsi Tapanuli, tetapi, DPRD belum kasih rekomendasi, gitu.

Tanya : Banyak tokoh-tokoh mengeluh kepada anda, siapa sih Pak tokoh-tokoh itu.Luhut : Banyaklah, tokoh-tokoh Golkar, anak muda dari Tapanuli itu, mereka datang ke saya. Saya bilang, okelah nanti saya bantu, gitu. Saya telepon lah beberapa teman, supaya saya ketemu pak Aziz ini, karena saya ngak kenal kali samanya. Akhirnya mereka aturlah, kami ketemu di Medan, kebetulan saya ada urusan di sekolah saya di sana. Pulang dari Politeknik di Laguboti, saya mendarat di Medan, dan saya ketemu dia di hotel, makan pagi kami.Saya bilang sama dia, dinda, bagaimana ini mengenai kampung kita ini, gitu? Kapan kira-kira mau paripurna? Saya kira mungkin tanggal 16 lah bang, bisa bikin paripurna, tetapi masih ada fraksi ngak setuju. Kalau Golkar dia bilang yang setujulah, karena dia kan dari Golkar. Saya tanya fraksi mana aja itu, dia sebutlah beberapa fraksi. Tolong lah abang atur di pusat supaya tidak berlarut-larut di sini, gitu. Saya bilang, okelah saya coba tanya nanti, begitu. Dan memang saya tanya beberapa teman untuk bantu, karena saya bilang, dibiarkan berlarut-larut, kenapa sih ? begitu loh. Dijawabin dong…, ya, ya atau tidak, jangan dibiarkan tergantung-gantung, karena inikan haknya demokrasinya mereka, mereka sudah 7 tahun memperjuangkan. setelah itu selesai, saya bilang begitu. Dan sampai sekarang saya tidak ada komunikasi lagi dengan mereka gitu. Saya dapat SMS, bahwa ada kerusuhan, tapi saya tidak perhatikan betul karena saya sibuk begitu, baru saya tahu kemudian bahwa beliau (Aziz Angkat) pergi, dan saya sangat-sangat menyesalkan insiden itu.

Tanya : Lantas, bagaimana anda melihat unjukrasa pembentukan Provinsi Tapanuli di gedung DPRDSU yang ricuh kemarin itu?

Luhut : Jadi begini, pembentukan Provinsi Tapanuli adalah hak demokrasi orang-orang itu, itu kita nggak boleh persoalkan dong! semua orang punya hak itu. Kedua, berdemonstrasi itu hak demokrasi mereka juga. Yang salah itu adalah kok sampai anarkis, apalagi sampai ada yang meninggal, itukan sangat kita sesalkan begitu, dan saya tidak setuju itu. Nah besoknya ada kemudian beberapa yang demonstrasi itu lari ke saya datang mengadu. Saya bilang, nggak boleh itu, kamu harus bertanggungjawab karena kalau salah kau harus siap diadili, dan kalau memang kau salah, kau masuk penjara. Itu harga yang harus kau bayar menebus kesalahan, gitu loh.

Tanya : Apakah ketika itu, ada yang datang kepada Bapak meminta sejumlah dana? Karena banyaknya orang yang datang sekitar 2000 an orang, datang ya, membutuhkan banyak biaya untuk melakukan aksi ini.Luhut : Nggaklah, saya nggak campuri yang begitu-gituan. Nggak lah. Nggak ada kepentingan saya lakukan itu, nggak ada. Makanya saya aneh melihat orang, dibilang ada intelektual-intelektual, aktor intelektual, kampungan itu, nggak adalah yang gitu-gituan.

Tanya : Kalau kita lihat pak, DPRDSU sendiri tidak mensyahkan atau tidak menyetujui pembentukan Provinsi Tapanuli karena beberapa syarat. Katakanlah secara ekonomi dan juga secara sumber daya manusia ataupun alam, bahwasanya Tapanuli tidak memenuhi syarat, begitu?

Luhut : Siapa bilang? sekarang ini kalau anda lihat, kan yang survei dan bikin data adalah UGAMA. Tanyalah UGAMA itu, kalau mereka benar laporannya ya. Dia bilang imposible terjadi provinsi. Kalau dibilang itu nggak kaya, sekarang daerah itu punya geothermal banyak, tapi sekarang kan nggak di kelola, termasuklah listrik, berapa ratus Mega Watt ada di sana?. Dengan ada air Sigura-Gura berapa ribu Mega Watt bisa ada ? Itu daerah pertanian, tanahnya subur, sub tropis itu, tetapi nggak ada pertanian di sana. Jadi kalau itu menurut saya tidak akan benar. Saran saya begini loh, kita jangan bikin persoalan itu jadi complicated begitu. Coba dilihat sesederhana mungkin, sehingga gampang menyelesaikannya. Kalau dibikin complicated, tarik sana, tarik sini, akhirnya jadi gimana ya, jadi aneh sendiri kita loh.

Tanya : Apa sih sehingga Provinsi Tapanuli ini sehingga cepat-cepat terwujud. Apa potensi di Tapanuli ini sampai percaya dirinya.

Luhut : Yang pertama ini dari buah reformasi kan. Jadi orang pengen punya daerah sendiri, mungkin menurut saya ya, saya kan nggak kesana ya. Yang kedua, saya sudah sebut sama anda tadi, potensinya banyak di situ. Pertanian saya kira paling bagus di sana karena sub tropisnya. Geothermal, saya bilang tadi listrik, kalau daerah itu sediakan sekian ribu Mega Watt dengan jumlah penduduk 1,5 juta. Daerah itu kan bisa bikin banyak. Pariwisata juga bagus.

Tanya : Kalau potensinya banyak, kenapa masyarakat di sana masih kurang sejahtera juga?

Luhut : Karena tidak ada yang mengolah, tidak ada investasi. Coba, siapa yang datang ke sana? Jalan jauh. Lapangan terbang masih sangat terbelakang. Apa yang anda harapkan di situ. Kalau anda pergi ke sana, dari tahun ke tahun tidak ada perobahan.

Tanya : Kata DPRDSU sendiri bahwa di sana kekurangan Sumber Daya Manusia, sehingga tidak mengolah potensi yang ada begitu pak?

Luhut : Ya nggak juga, nggak betul juga.

Tanya : Apakah ini suara murni dari warga gitu pak tidak ada suara-suara titipan begitu pak?

Luhut : Oh nggak lah. Saya kan punya sekolah di sana, jadi saya lihat. Saya tiap-tiap 2-3 bulan ke sana. Saya lihat tingkat kemiskinan di situ. Itu tinggi. Sekarang kita buat, coba praktek pertanian, ternyata subur, bagus itu. Nah, kenapa tidak dibikin lebih baik dalam satu tataran, aturan yang benar begitu. Ya.. kalau ada potensinya itu akan lebih bagus. Paling tidak ada gubernurnya yang sudah lihat. Kalau saya bisa saja. Hanya yang sekarang saya ingin katakan, mereka ini sudah 7 tahun gitu, ya dilihatlah. Jadi semua jernih lah melihat. Inikan saya dengar tadi itu di TV jadi ada 50 ditahan. Kayaknya… kasus yang parah banget. Kek orang Batak yang berdosa amat sih.

Tanya : Ya mungkin, karena meninggalnya pak Aziz pak?

Luhut : Itu saya tidak setuju, kalau menurut saya, kalau itu orangnya yang mengorganisir itu dapat ditangkap, ya diadili gitu loh. Nggak ada masalah. Sebab mereka minta saya bantu. Saya bilang bantu, kalian punya hak untuk dibela. Nggak masalah itu. Karena ini negeri demokrasi kok. Kalau anda salah harus bertanggungjawab.

Tanya : Untuk mewujudkan Provinsi Tapanuli ini, kira-kira apa yang sudah anda lakukan, misalnya lobi-lobi mungkin dengan orang-orang. Karena berat rasanya ini terwujud pak?

Luhut : Nggak juga sih, saya nggak punya. Hanya karena mereka minta tolong. Saya kan katanya sudah termasuk senior, saya tanya teman-teman, ya saya bilang bantulah itu. Ada yang bilang mungkin karena begini-begini, saya bilang tidak. Itu murni, mereka pingin lihat bahwa ada kesejahteraan lebih bagus di sana. Saya kan nggak partai politik, buat kepentingan apa saya bikin rame-rame di situ. Jadi saya pikir, jangan ngawur lah, artinya jernih melihat itu. Negeri ini jadi rusak kalau kita ngawur berpikirnya. Tetapi kalau berpikir jernih, dilihat saya kira nggak masalah. Saya ingin satu saya tambahkan. Sekarang kan sudah banyak yang ditahan itu, diperiksa itu, jadi dimulai yang bagus, jadi jangan menimbulkan keresahan baru. Karena kalau ada keresahan baru lagi, bukan menyelesaikan masalah, tetapi ada konflik berkepanjangan, kan ndak bagus itu! Saya nggak setuju itu!

Tanya : Inikan belum terwujud sampai sekarang, dan kalau misalnya sekarang pemerintah pusat tidak mengabulkan pembentukan Provinsi Tapanuli, apa yang anda lakukan, sebagai anda putra Tapanuli ?

Luhut : Mereka kan punya hak demokrasinya, kalau tetap mengajukan, ya kita lihatlah, ya waktulah nanti yang menentukan itu. Masak dia berontak. Berontak kan nggak benar!

Tanya : Tapi harus dilihat dengan lapang dada ya pak?

Luhut : Ya semua harus berlapang dada begitu. Tapi harus juga diperhatikan. Kalau ada permintaan begitu, kok tempat lain bisa. Kok kami nggak bisa. Itukan sudah diskriminatif kan? Jadi harus dihindari juga.Jadi kalau hemat saya, harus ada dialog yang terbuka, lakukan saja yang benar. Kalau memang itu pantas jadi provinsi, dihormati juga gitu. Jangan ada pikiran yang macam-macam, itu yang saya tidak setuju. Jadi dilihatlah yang benar.

Luhut : Saya ada satu lagi, saya mengucapkan duka cita yang sangat mendalam terhadap Pak Aziz, khususnya kepada keluarga. Saya sangat tersentuh karena saya ketemu beliau beberapa waktu sebelum dia meninggal. Saya betul-betul sangat menyayangkan sampai kejadian ini terjadi. Tetapi proses-proses yang lain itu jangan saya kira dikacaubalaukan dengan meninggalnya beliau. Meninggalnya beliau ini merupakan tragedi yang harus kita ingat dalam demokratisasi negeri ini. Itu saja dari saya. (TV One/Hel/m)

Tidak ada komentar: