Minggu, 14 Desember 2008

Dollar Diburu, Rupiah Haru-Biru

JAKARTA, SENIN - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (15/12) pagi turun tajam, karena kebutuhan dollar AS oleh pelaku pasar sangat besar untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo.

Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp11.110/11.210 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp11.000/11.090 atau melemah 110 poin.

Direktur Utama PT Financorpindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin pagi mengatakan pelaku pasar memburu dollar AS karena upaya pemerintah AS membantu industri otomotifnya masih belum pasti. "Senat AS belum memberikan persetujuan untuk membantu sektor industri otomotif sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis keuangan di AS akan bisa berlangsung lebih lama," katanya.

Menurut dia, permintaan dollar AS di pasar domestik cukup besar. Baik individu maupun BUMN membutuhkan dollar untuk memenuhi kebutuhannya. BUMN misalnya harus membayar utang yang sudah jatuh tempo sehingga permintaan dollar AS meningkat tajam.

Edwin mengatakan, Bank Indonesia (BI) harus melakukan kerja sama dengan bank sentral asing untuk dapat memasok dollar ke pasar lebih banyak. Karena, tanpa kerja sama itu, BI akan kerepotan untuk mengatasi permintaan yang cenderung meningkat.

Selain itu BI harus tetap memantau kegiatan pasar, terutama terhadap bank-bank asing yang bermain valas agar dapat dibatasi kebutuhan dollarnya.

Indonesia, menurut dia seharusnya dapat menahan gejolak pergerakan rupiah kalau melihat kinerja ekonominya sangat bagus, meski pertumbuhan ekonominya pada tahun depan diperkirakan akan menurun. Namun penurunan rupiah itu juga dampak dari melemahnya mata uang utama Asia terhadap dollar AS, katanya.

Rupiah sebelumnya melemah mencapai angka Rp12.300 per dollar AS. Namun, isu positif dengan dikeluarkannya dana talangan yang dipersiapkan oleh pemerintah AS sebesar 700 miliar dollar AS untuk industri perbankan, mendukung rupiah menguat tajam.

Isu positif tidak berlangsung lama, karena rupiah kemudian kembali melemah. Selama dua pekan lalu, pelemahan berlangsung antara Rp10.550/11.000 per dollar.

Rupiah diperkirakan akan tetap berada pada posisi antara Rp11.500 sampai Rp12.000 per dollar AS, karena tekanan pasar kemungkinan akan semakin besar.




XVD

Tidak ada komentar: