Senin, 19 Januari 2009

Rupiah Masih Tertekan

JAKARTA, SELASA - Rupiah Selasa (20/1) pagi kembali melemah, karena tertekan oleh sentimen pasar yang negatif. Posisi beli ada pada Rp 11.160 per dollar AS, sedangkan jual di posisi Rp 11.285 per dollar AS. "Nilai tukar rupiah yang tertekan sejak pekan lalu diperkirakan akan bisa menembus angka Rp 12.000 per dollar AS, namun tekanan negatif pasar agak tertahan oleh indikator ekonomi Indonesia yang terus membaik," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta.

Rully Nova mengatakan, rupiah mendapat tekanan pasar, setelah isu Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan Januari akan kembali terjadi deflasi, bahkan lebih besar dibanding Desember.

Akibatnya para spekulan memperkirakan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) akan kembali bergerak turun seperti bulan-bulan sebelumnya. Bank Indonesia selama dua bulan berturut-turut menurunkan bunga BI Rate. Namun, lanjut dia, penurunan rupiah sebenarnya tidak begitu terkait dengan turunnya BI Rate. Faktor utama yang menekan rupiah adalah karena faktor pasokan dan permintaan.

"Kalau permintaan dollar AS lebih besar terhadap suplai maka rupiah akan terpuruk begitu pula sebalik permintaan tinggi terhadap rupiah maka dollar AS akan melemah," ucapnya. Menurut dia, rupiah pada posisi di atas angka Rp 11.000 per dollar AS sebenarnya masih cukup wajar, apalagi mata uang lokal itu sedang mencari titik keseimbangan baru.

EDJ

Tidak ada komentar: