Rabu, 21 Januari 2009

Ekonomi Global Memburuk

NEW YORK, RABU — Euforia akan kepemimpinan Presiden Barack Obama tak mampu mencegah kejatuhan bursa saham global. Hal ini terjadi karena euforia tersebut mengalahkan keadaan ekonomi yang terus memburuk.

Pada saat pelantikan Obama, muncul laporan keuangan perbankan global yang makin ”merah”. Royal Bank of Scotland (Inggris) memperkirakan kerugian tahun 2008 mungkin akan mencapai 41,3 miliar dollar AS, kerugian terbesar yang pernah dialami perbankan Inggris.

Pekan lalu, Bank of America, Citigroup, juga sudah melaporkan kerugian puluhan miliar dollar AS. ”Industri perbankan berada dalam kondisi mengkhawatirkan,” kata Justin Urquhart Stewart, Direktur Seven Investment Management.

Richard E Cripps, pakar bursa dari Stifel Nicolaus, mengatakan bahwa bursa terpengaruh sentimen buruk pada industri perbankan.
Sektor riil juga menunjukkan keadaan memburuk. Pemerintah Jepang, Rabu (21/1), menyatakan, perekonomian memburuk lebih cepat karena nilai ekspor dan produksi Jepang menurun.

Pemerintah Jerman menyatakan, perekonomian akan terkontraksi sekitar 2,25 persen tahun 2009 karena penurunan aktivitas ekonomi global. ”Perekonomian Jerman sedang menghadapi tantangan terbesar sejak unifikasi,” kata Menteri Perekonomian Jerman Michael Glos.
Singapura menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 untuk kedua kalinya dalam satu bulan ini. Penyebabnya adalah penurunan ekspor. ”Aktivitas perekonomian global makin cepat menurun,” demikian keterangan Departemen Perdagangan dan Industri Singapura.
Dari Inggris dilaporkan, tingkat pengangguran sudah mencapai 6,1 persen dalam tiga bulan terakhir.


Gagal juga pada awalnya

Menurut Cripps, ketidakpastian sektor perekonomian mengalahkan harapan yang dibawa Barack Obama.

Hal serupa juga pernah dialami Presiden AS Franklin D Roosevelt tahun 1933. Saat pelantikan tahun 1933, publik memberinya kepercayaan, tetapi pada awalnya tetap menghadapi kegagalan.
Butuh waktu bagi Roosevelt untuk memulihkan kepercayaan warga yang rapuh. ”Di bawah Roosevelt, saat itu warga beramai-ramai menarik deposito dari bank dan sekarang warga menghindari saham-saham perbankan, tetapi hakikat persoalannya sama saja,” kata Robert Litan, mantan penasihat Departemen Keuangan AS.

Lembaga keuangan global kini sedang lumpuh, takut mengucurkan kredit karena khawatir akan kembali terjebak kemacetan. Kelumpuhan sektor perbankan mengganggu kelancaran transaksi global, termasuk transaksi perdagangan dan transaksi konsumen.

Obama meminta hal serupa, yakni agar diberi kesempatan. Pada hari Rabu, Presiden Barack Obama akan bertemu dengan para penasihat ekonominya. Pertemuan itu digelar untuk mempercepat pengalokasian dana sebesar 835 miliar dollar AS hingga tahun 2011 agar investasi di sektor publik segera dilakukan. Hal tersebut bermanfaat juga untuk merangsang ekonomi.
Presiden Barack Obama juga meringankan pemungutan pajak untuk mengurangi beban konsumen. Dengan demikian, peringanan pemungutan pajak itu dapat mendorong daya beli warga.

Dick Armey, mantan anggota Kongres AS dari Partai Republik (Texas), mengatakan, ”Tidak ada pihak yang tidak rela memberi Obama kesempatan.” (REUTERS/AP/AFP/joe)

Sumber : Kompas Cetak

Tidak ada komentar: