Senin, 19 Januari 2009

Atasi Krisis, BI Rate Harus Turun

JAKARTA, SENIN-Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus menurunkan suku bunga acuan Bank Sentral (BI Rate) untuk mengantisipasi dampak dari krisis keuangan global tahun 2009 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Pendiri dan Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional (LSKN) Hartojo Wignjowijoto, sebelum acara diskusi Evaluasi Pemerintahan SBY, di hotel Acacia, Jakarta, Senin (29/12).

Saat ini, BI menetapkan BI Rate di level 9,25 persen atau turun 0,25 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut Hartojo, untuk mengantisipasi dampak krisis keuangan global, Bank Sentral di luar negeri menurunkan suku bunga acuannya hingga mendekati 0 persen. Sedangkan di Indonesia, BI Rate terbilang masih tinggi.

"Di luar negeri saja mereka berlomba-lomba menurunkan suku bunga, kita justru tetap tinggi," kata Hartojo. Di samping itu, untuk menghadapi krisis, Hartojo juga mengatakan pemerintah harus menciptakan lapangan pekerjaan dengan membiayai aspek infrastruktur. Antara lain, dengan melakukan strategi penebaran kegiatan di luar Pulau Jawa.

Hal ini dilakukan karena daya dukung Pulau Jawa sudah tidak bisa menampung 60 persen dari penduduk Indonesia. "Luas Pulau Jawa kan hanya sekian persen dibanding luas teritorial tanah Indonesia hampir 2 juta kilometer persegi," tutur Hartojo.

Selain itu, Hartojo menilai penciptaan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia yang muda umurnya dan hanya berpendidikan terbatas dinilai sangat penting."Angkatan kerja ini golongan ini kan sangat banyak," ujarnya.

ANI

Tidak ada komentar: