JAKARTA — Di tengah gelombang perubahan besar dunia dan transisi demokrasi di Indonesia yang masih terus bergulir, maka bentuk negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dasar negara Pancasila, dan penghargaan terhadap pluralisme tidak bisa ditawar-tawar lagi. Indonesia akan terperosok lebih dalam jika tidak memperhatikan ketiga hal tersebut.
Pandangan tegas itu datang dari calon anggota legislatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi MS. Simbolon dalam bincang-bincang dengan SH, Senin (15/3).
Sangat wajar bila caleg nomor 2 untuk daerah pemilihan DKI Jakarta I (Utara, Timur, Pusat dan P. Seribu) ini begitu tegas dan jelas soal NKRI. Maklum, ayah ibunya Letkol Inf. St.MM. Simbolon dan Marta Br. Lumban Tobing yang belum lama ini berpulang, adalah pejuang revolusi yang dimakamkan di TMP Kalibata.
Lalu, mengapa pengusaha muda yang bergerak di bidang perminyakan ini tertarik dengan PDIP? Katanya, partai berlambang banteng gemuk ini masih memegang komitmen kuat terhadap NKRI, azas Pancasila, dan sangat menjunjung tinggi kemajemukan atau pluralisme. ”Inilah yang sangat berarti bagi saya,” ujar ayah dua putera dari perkawinan dengan Dessy Triynita Boru Tobing.
Bila dirunut ke belakang, PDIP bagi Effendi Simbolon bukanlah partai baru yang dimasukinya. Sebab, sejak 1996 dia sudah mengantongi kartu tanda anggota partai, dan sebelumnya sudah menjadi simpatisan. ”Saya sangat simpati pada perjuangan Ibu Mega saat ditekan pemerintah Orde Baru,” kata pria yang hobi olahraga berfikir, catur.
Kelahiran Banjarmasin 1 Desember 1964 ini tidak meledak-ledak dalam berbicara soal politik dan pemilu. Sebab, meski masih muda, dia menganut filosofi yang santun dan tidak ingin melakukan suatu perubahan secara radikal. ”Saya akan berjalan sesuai dengan dinamika politik yang berkembang. Dengan kata lain, saya memilih jalan evolusioner, tapi bukan berarti diam dan tidak mau mengambil peran,” katanya penuh keyakinan
Bagaimana jika nanti menjadi anggota DPR, wakil rakyat? Tentu akan melaksanakan tugas-tugas legisltif ini sesuai dengan fungsi dan peran legislasi. Dengan filosofi yang evolusioner ini, Effendi berharap bisa mewarnai kebijakan-kebijakan dari pemerintah.
Dalam kaitan inilah, Effendi yang menyelesaikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, 1987 ini mengaku tidak akan silau dengan posisinya sebagai wakil rakyat bila dipercaya nanti. Sebab di DPR dia tidak akan mencari makan tetapi justru ingin menyumbangkan tenaga dan fikirannya bagi perbaikan bangsa ini. (sur)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar